TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjen Budiman menyatakan terkait Pemilihan Umum 2014, dirinya berjanji TNI-AD akan netral tidak memihak ke mana pun.
"Pada hakikatnya, TNI itu netral. Sehingga, TNI-AD akan netral. Jika ada yang bersalah, akan kami hukum," tegasnya usai serah terima jabatan dengan Jenderal Moeldoko di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran No. 5 Jakarta Pusat, Senin (2/9/2013).
Budiman mengatakan, dirinya akan memprioritaskan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia. Menurutnya, lemahnya pengamanan di wilayah ini memicu berbagai tindakan kriminal dan separatis.
"Kami akan mengkaji ulang sistem pengamanan di kawasan perbatasan," katanya.
Mantan Sekjen Kementerian Pertahanan tersebut juga mengakui menjaga perbatasan bukan hal yang mudah. Selain lokasinya yang jauh, wilayah ini juga sangat rawan.
"Banyak anggota kita yang gugur saat bertugas di perbatasan. Kita tidak boleh takut. Saya perintahkan semua anggota di perbatasan untuk siaga dan tegar menjalankan tugas," ujarnya.
Budiman juga berpesan kepada pasukan TNI AD yang kini bertugas di perbatasan agar menjadi panutan dan mengayomi warga sekitar.
"Kita ini tentara rakyat. Kita dibiayai rakyat. Kita harus mempertanggung jawabkan itu kepada rakyat," tegasnya.
Ia berjanji tidak akan segan-segan menindak setiap anggotanya yang melalanggar dan merugikan rakyat.
"Saya akan beri sanksi tegas pada semua anggota yang melanggar aturan," lanjutnya.
Perjalanan karier KSAD Letjen TNI Budiman diantaranya pada tahun 2003 menduduki jabatan sebagai Danrem 061/Surya Kencana Dam III/Siliwangi. Selanjutnya menjabat sebagai Dirjakstra Ditjen Strahan Kemhan RI. Dua tahun kemudian menjabat sebagai Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas. Pada tahun 2008 menjabat sebagai Sesmil Setneg RI.
Jabatan strategis lainnya yang pernah dijabat Kasad Letjen TNI Budiman, antara lain Pangdam IV/Diponegoro tahun 2009, Dankodiklat TNI AD tahun 2010, Wakasad tahun 2011, dan Sekjen Kemhan RI sampai 2013.