TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran Polri untuk pengungkapan kasus korupsi sudah besar bahkan hampir menyamai anggaran di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tetapi dengan anggaran yang semakin besar tidak dibarengi dengan prestasi yang gemilang dalam pengungkapan kasus korupsi.
"Sudah diperbesar (anggarannya) tapi ya itu tadi, kita kan harus siap. Kalau anggaran besar ya dapat ikannya harus dapat ikan paus. Kalau ikan teri kan sayang," ungkap Wakapolri Komjen Pol Oegroseno di Auditorium PTIK-STIK, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2013).
Bahkan Oegro pun menganggap bahwa seharusnya Polri bisa mengungkap kasus-kasus korupsi yang besar dikarenakan pengalamannya yang lebih lama dibanding KPK.
"Ya saya walaupun saya Wakapolri bagian dari masyrakat juga, berharap Bareskrimnya rakyat Indonesia bisa mengungkap (kasus korupsi besar) itu, harus bisa. Kita lebih tua usianya dibanding KPK, harusnya bisa," ucap Oegro.
Oegro berterima kasih kepada pihak yang telah mengkoreksi lembaga Polri.
"Kita harus ucapkan kepada yang mengoreksi kita. Kita memang butuh koreksi. Kita tidak usah marah, kualitas ke depan dalam Tipikor selalu kita sampaikan pada jabatan kita kualitas tetap dijaga. Jangan main-main dengan korupsi," katanya.
Sebelumnya Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengkritik kinerja Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) Bareskrim Polri yang dianggap minim prestasi ungkap kasus korupsi. Selain itu, dalam kurun waktu 2013 ini, Mabes Polri pun belum merilis pengungkapan kasus korupsi besar yang berhasil diungkapnya.
Tentu saja ini menjadi sebuah pertanyaan bahwa alasan dana yang minim sebelumnya diungkapkan kepolisian ternyata disaat diberi dana besar tetap saja prestasinya minim dalam mengungkap kasus korupsi.