Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengaku prihatin dengan peristiwa penembakan Bripka Sukardi. Apalagi, penembakan tersebut menyasar anggota-anggota polisi di lapangan.
"Sungguh menyesakkan dada, melihat para brigadir bergelimpangan jadi sasaran tembak jaringan teroris yang beroperasi seperti rantai terputus," kata Eva ketika dikonfirmasi, Rabu (11/9/2013).
Eva menegaskan peristiwa itu membuktikan ancaman terorisme masih nyata. Menurut Politisi PDIP itu, penemuan senjata di tong sampah dikawasan Jakarta Utara beberapa waktu lalu patut dikaitkan dengan modus baru operasi jaringan teroris saat ini.
Selain itu, Eva melihat adanya ironi ketika penembakan itu terjadi saat berlangsung pertemuan internal anti terorisme oleh Kemenhan.
"Semoga ada strategi baru dalam menghadapi modus baru tersebut. Saya berharap kerja intelejen antar instansi keamanan diintensifkan untuk mempersempit ruang gerak teroris sehingga menjadi pencegahan yang efektif," tuturnya.
Eva juga menuntut isolasi ketat para napi ideolog yang saat ini di lapas dan rutan sehingga bisa memutus rantai komando terhadap para pengikut mereka di luar lapas. "Tidak mungkin operator atau eksekutor bertindak tanpa komando dari para ideolog," ungkap Eva.
Ia mengatakan teroris mengincar polisi karena Polri simbol negara di bidang keamanan. "Harapannya, jika polisi bisa didelegitimasi, maka masyarakat akan ter-teror," tutur Eva.