Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semburat wajah seorang brigadir Propam Mabes Polri, mendadak kemerah-merahan.
KETEGANGAN tampak jelas dari raut wajahnya, meski birunya langit malam, Selasa (10/9/2013), semakin berpendar dan meremang. Briptu tersebut, baru saja mendapat kabar dari kesatuannya: Bripka Sukardi, rekan sejawatnya, baru saja tewas tertembak.
Tak lama kemudian, telepon seluler milik brigadir tersebut kembali berdering. Kali ini, wajahnya menampakkan kelegaan. Sang istri, ternyata yang meneleponnya.
Rentetan kejadian penembakan terhadap anggota Polri, memang tak hanya membuat khawatir masyarakat. Keluarga anggota kepolisian, juga ikut khawatir. Lebih-lebih, ketika orang yang dicintainya tengah berdinas.
Termasuk keluarga seorang briptu di Propam Mabes Polri tersebut. Ia mengaku, keluarganya langsung menelepon saat mendengar ada polisi yang tewas ditembak orang tidak dikenal di depan Gedung KPK.
"Malam itu, kebetulan saya sedang diluar. Sesaat setelah kejadian, keluarga saya langsung menelepon, menanyakan anggota dari mana?," kata bintara yang enggan disebutkan namanya ini, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (11/9/2013).
Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini, sudah ada empat polisi tewas akibat penembakan misterius di wilayah Polda Metro Jaya. Tentunya, hal ini menjadi perhatian bagi seluruh anggota kepolisian terutama yang sesuai fungsinya harus mengenakan seregam Polri.
Dari empat peristiwa penembakan, pelaku memang menyasar orang-orang yang mengenakan identitas kepolisian. Seperti peristiwa penembak di Aipda Patah Saktiyono, Sabtu (27/7/2013) di Jalan Cirendeu Raya, Jakarta Selatan.
Ia ditembak, ketika akan pergi ke tempat dinas di wilayah Jakarta Pusat dengan mengenakan pakaian dinas polisi dan mengendarai sepeda motor.
Tidak lama kemudian, Aiptu Dwiyatno anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak pun tewas ditembak di Jalan Otista Raya, tidak jauh dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Rabu (7/8/2013). Ia ditembak saat mengendarai sepeda motor dengan berseragam lengkap menuju sebuah masjid untuk memberikan penyuluhan.
Tidak berhenti disana, seiring belum ditangkapnya pelaku penembakan peristiwa serupa menimpa Aiptu Kus Hendratno, seorang anggota Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren. Ia ditembak orang tidak dikenal saat melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013).
Begitu pula dengan Bripka Sunardi, ia tewas ditembak orang tidak dikenal di depan Gedung KPK saat sedang mengawal iring-iringan truk. Saat kejadian sang polisi mengenakan pakaian lengkap dinas kepolisian.
Modus yang digunakan pun sama, rata-rata pelaku menyerang korbannya dari belakang sehingga korban tidak berkutik saat diserang pelaku dan dengan mudah mereka melarikan diri karena sebelumnya dikuntit terlebih dahulu.