TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam catatan Tribunnews.com, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak hanya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri.
Dalam persidangan kasus yang sama, Presiden juga dikaitkan dengan sosok Sengman Tjahja berdasarkan rekaman sadapan.
Dalam rekaman yang diputar di pengadilan, Fathanah menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah dikirim melalui Sengman dan Hendra. Ketika ditanya oleh majelis hakim siapa Sengman, sepengetahuan Ridwan, yang disebut adalah utusan Presiden SBY.
Namun, timbul pertanyaan mengapa terjadi perbedaan kontras reaksi Presiden dalam menanggapi terkait Sengman, yang disebut adalah utusan Presiden SBY dengan Bunda Putri?
Juru bicara Presiden, Julian A Pasha mengatakan terdapat perbedaan konteks terkait Sengman dan Bunda Putri.
Julian menegaskan, saat munculnya nama Sengman, tidak pernah menyebutkan secara sepihak ikut perombakan atau reshuffle kabinet, dan sebagainya.
Sedangkan dalam kesaksian mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq di sidang Tipikor Bunda Putri disebut sangat dekat dengan Presiden dan sangat mengetahui mengenai reshufle atau perombakan kabinet.
"Dalam kesaksian Luthfi disebutkan Bunda Putri memiliki bukan saja pengetahuan tapi lebih dari itu terhadap hal-hal terkait reshuffle atau pembentukan kabinet. Ini menjadi sensitif dan penting bagi presiden untuk memastikan itu tidak benar," tegas Julian di kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Karena, menurutnya, yang berkaitan langsung dengan isu reshuffle yang mengetahui hanya Presiden dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Sudi Sialahi.
Kemudian, kalau ada seseorang yang ditetapkan menjadi menteri, maka Menteri Kordinator terkait diundang untuk dimintai pandangan.
"Jadi kalau seseorang yang bernama Bunda Putri yang kami sendiri enggak tahu siapa dia, kemudian menyatakan bahwa dia bisa dan mengetahui informasi lebih mengenai resuffle kabinet kan itu sudah keterlaluan ngawurnya," ujar Julian.(*)