News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ratu Atut dan Kroni

Dinasti Ratu Atut Dituding “Abaikan Salat Subuh” Tapi “Kerjakan Salat Duha”

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah memenuhi panggilan KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan,Jumat (11/10/2013). Atut diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah di Lebak, Banten dengan tersangka STA (Susi Tur Andayani). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM –Pengajar ekonomi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Dahnil Anzar Simajuntak, berpendapat bahwa Pemerintah Provinsi Banten di bawah pemerintahan Ratu Atut Chosiyah "memainkan" akrobatik angka terkait kondisi makro-ekonomi Banten.

"Persentase angka pengangguran misalnya, itu tidak dibagi dengan angkatan kerja, tapi malah dibagi dengan jumlah penduduk," jelas Dahnil di kantor Indonesia Coruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Dahnil juga menguraikan indikator-indikator makro ekonomi lainnya, seperti angka pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak. Menurutnya, angka-angka tersebut berkebalikan dengan kondisi sosial ekonomi riil masyarakat. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan bahwa Banten di bawah pemerintahan Atut sukses dalam melakukan pembangunan.

"Angka pertumbuhan ekonomi Banten okelah di atas 6 persen. Tetapi, sebanyak 68 persennya disumbang Tangerang. Wilayah selatan itu kecil (sumbangannya). Penerimaan pajak juga begitu, 65 persen dikontribusikan Tangerang," tuturnya.

Kesalahan utama yang menyebabkan kondisi Banten tidak mengalami kemajuan secara signifikan, kata Dahnil, adalah Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (APBD) Banten yang dibajak oleh kroni dinasti Atut.

Kroni dinasti ini sebagian besar tidak memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur yang berguna bagi masyarakat. Sebanyak 62 persen jalan di Banten, kata Danhil, rusak.

"Jadi ibaratnya salat subuh enggak dikerjakan, salat duha dikerjain. Yang primer diabaikan yang sekunder yang mendatangkan keuntungan banyak malah dikerjakan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini