Laporan Wartawan Warta Kota, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM – Selama Ratu Atut menjabat sebagai Gubernur Banten, transportasi antar-kota dalam provinsi di Banten sangat buruk. Salah satunya adalah transportasi menuju kawasan Banten Selatan.
Kawasan Banten Selatan ini bisa dijangkau dari Kecamatan Rangkasbitung, melalui Jalur Cileleus, Kecamatan Malingping, hingga Kecamatan Cihara dan Cibobos yang sudah ada dipinggir laut.
Berdasarkan penuturan warga, untuk menuju Kecamatan Cihara yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Kecamatan Rangkasbitung, warga mesti menunggu bus yang berasal dari luar daerah, bukan bus khusus melayani jalur panjang itu.
Belum lagi jumlah dan waktunya terbatas. Biasanya, selepas pukul 06.00 WIB, sudah tak ada lagi bus yang melewati jalur itu. Makanya, warga kerap memilih memaksa naik ketika bus sudah penuh.
Bahkan, pantauan Wartakotalive.com, bus-bus kecil yang melalui jalur Cileleus untuk menuju kawasan Banten Selatan selalu dinaiki penumpang sampai ke atapnya. Sebab penumpang malas apabila tak naik.
"Bisa dua jam lagi kami menunggu bus datang kalau tak memaksakan begitu," ujar Ravik Muloh (28), seorang pekerja asal Tangerang yang mudik ke kampungnya di Kecamatan Cihara. Dia mudik dalam rangka Idul Adha. Ravik naik bus itu dari Kecamatan Rangkasbitung.
Di perjalanan, duduk di atap bus ini mengerikan, sebab kondisi jalan yang buruk membuat penumpang di atap terguncang-guncang. Belum lagi waktu tempuhnya mencapai tiga jam bahkan lebih.
Ketika hujan, penumpang di atap ini harus bertahan. Sebab bus tak akan berhenti. Cara bertahannya, penumpang akan memasang terpal. Setiap penumpang memegang ujung-ujung terpal agar terpal tak lepas.