Laporan Wartawan Tribunnews.com Bahri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat dinilai memanfaatkan isu hangat tentang politik dinasti di Banten, untuk merebut suara di "tanah jawara" tersebut yangselama ini dikuasai Partai Golongan Karya.
Penilaian itu, diungkapkan Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto. Namun, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Thohari menegaskan, langkah Partai Demokrat itu akan menjadi bumerang bagi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
"Kalau Partai Demokrat menjadikan isu politik dinasti ini sebagai kendaraan untuk memukul Partai Golkar, saya rasa itu jalan yang salah. Karena itu akan berbalik dan menjadi bumerang, karena itu terjadi di partai-partai lain termasuk Partai Demokrat," ujar Hajriyanto, di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, Kamis (17/10/2013).
Karena praktek politik dinasti di Indonesia terjadi di berbagai tempat, dan juga dilakukan oleh berbagai parpol, Hajriyanto menilai tidak pada tempatnya Partai Demokrat menggunakan isu tersebut untuk menyerang Partai Golkar.
Ia menilai, kritik dari parpol lain kepada Partai Golkar terkait isu dinasti politik Ratu Atut di Banten harus dilakukan secara proporsional. Karena, ia mengklaim, fakta menunjukkan yang mengembangkan dinasti politik itu terjadi di ratusan tempat.
"Oleh karena itu, pemberantasan politik dinasti tidak bisa difokuskan satu keluarga di Banten saja," tandasnya.