Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hubungan ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) dengan Partai Demokrat terus memanas.
Bahkan Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mendesak PPI dibubarkan bila terus menyinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sekjen PPI Gede Pasek Suardika mengaku tidak mengetahui kejadian yang memicu hubungan Demokrat dan PPI memanas. Hal itu terkait dengan informasi pendiri Partai Demokrat Subur Budi Santoso dijemput anggota BIN.
"Saya di Bali dan baru tiba kemarin, ketika kejadian tidak ada ditempat," ujar Pasek di gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Pasek pun menyarankan agar PPI dan Demokrat untuk tetap tenang menyikapi segala sesuatu. "Saya harapkan PPI dan Demokrat tarik napas dulu minum air putih biar tenang dan mengecek yang terjadi, tidak ada tabrakan antara PPI dan Demokrat," kata Pasek.
Menurut Pasek setiap permasalahan tidak perlu dibenturkan antara PPI dengan Demokrat. "Istilah Pak Sutan benar timun sama durian," katanya.
Anggota Komisi III DPR itu juga mengaku telah melihat tayangan Youtube mengenai rekaman M.Rahmad. Sebagai moderator, kata Pasek, Rahmad tidak menyinggung Demokrat.
"Dia cuma bilang yang engga datang siapa, siapa yang cipta kondisi, penculikan dan penyekapan, diskusi sudah selesai kok masih terus. Yang meramaikan kan bukan PPI, ibarat ada petasan di orang kendurian, orang yang komentar tidak lihat petasan, tapi granat," imbuhnya.
Pasek juga mengaku belum mendengar mengenai pembubaran PPI. "Kalau bubar biar alam dan waktu yang menentukan, apa pun itu hadir dan hilang itu siklusnya begitu, itu alam yang menentukan," tuturnya.