TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Golkar menilai pemerintah lengah dan tidak fokus mengurus kepentingan dan keamanan nasional. Hal itu terbukti dengan terungkapnya informasi penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia.
"Pemerintah harusnya belajar dari kasus Wikileaks. Penyadapan yang dilakukan oleh pihak manapun harusnya sudah bisa direduksi bahkan ditangkal,” ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam rilisnya di Jakarta, Senin (4/11/2013).
Seperti diketahui, Wikileaks jelang akhir 2010 telah memiliki bocoran 3.059 dokumen rahasia milik pemerintah AS terkait Indonesia. Dokumen itu merupakan salinan dari laporan para diplomat AS dari Kedubes di Jakarta dan Konsulat Jenderal di Surabaya.
Anggota Komisi III DPR RI tersebut juga mempertanyakan sikap terkejut, marah dan tidak senang dari para pejabat pemerintah terkait terbongkarnya informasi penyadapan oleh Australia dan AS tersebut. Bambang menduga sikap tersebut cuma basa-basi diplomasi untuk menutup malu karena terbukti kecolongan.
“Kecolongan dengan modus penyadapan oleh AS dan Australia itu bisa terjadi karena pemerintahan tidak pernah fokus menjaga kepentingan negara yang layak dirahasiakan. Termasuk pembicaraan atau komunikasi Presiden dan pejabat tinggi lainnya,” jelas dia.
Pasalnya, menurut dia, masing-masing sibuk dengan kepentingannya. Teknologi penyadapan yang dibeli pun tidak digunakan maksimal melindungi rahasia negara.
"Misalnya, ketika Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) harusnya fokus penuh antisipasi perkembangan perang teknologi, malah disuruh sibuk mengurusi Pemilu. Ini salah satu bukti pemerintah tidak fokus pada aspek pertahanan nasional,” tegas dia.
Seperti diketahui, dilansir oleh berbagai media internasional, termasuk dari media Australia, mantan pekerja kontrak National Security Agency (NSA) Edward Snowden mengungkapkan AS dan Australia melakukan praktik penyadapan di berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara.
Bahkan, dalam informasi itu disebutkan secara spesifik bahwa Indonesia menjadi salah satu negara sasaran penyadapan yang dilakukan kedua negara itu.