News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Menyadap

Politisi Golkar: Soal Penyadapan Snowden Tidak Mungkin Bohong

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cara penyadapan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Golkar Tantowi Yahya menganggap pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott soal dugaan penyadapan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) serta sejumlah pejabat lainnya sangat kontra produktif. Namun, Tantowi meyakini apa yang dibocorkan Edward Snowden tidak mungkin bohong.

Tantowi ditemui usai diskusi publik berjudul "Independensi Media Pada Pemilu 2014," yang digelar Habibie Center di hotel le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2013), menuturkan informasi yang pertama kali dibocorkan oleh kontraktor intelijen Edward Snowden itu tidak mungkin salah.

"Intelijen kan nggak boleh ketahuan, kalau ketahuan kan jadi masalah, sekarang ini kan Australia sudah ketahuan menyadap kita, yang membuka itu kan kontraktornya sendiri, enggak mungkin dia bohong," katanya.

Lebih lanjut Tantowi menuturkan dalam konteks demi nama baik, demi hubungan antara dua bangsa, Australia harus memberikan klarifikasi, soal penyadapan. Selain itu pemerintah Australia harus menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah dan bangsa Indonesia.

"Itu adalah suatu sikap yang sangat jantan. Tapi ditengah kekesalan rakyat Indonesia tiba-tiba Tony Abbott membuat statement kontra produktif. Itu suatu statement yang tidak didasari nilai-nilai persahabatan, tidak menunjukan niat baik melanjutkan persahabatan," kata Tantowi.

Tony Abbott dalam pemberitaan media di Australia menuturkan bahwa setiap negara harus sadar bahwa negara lain akan menggali informasi. Tony juga menegaskan aksi intelijen itu dilakukan untuk kepentingan Australia dan negara-negara sahabat. Setelah pernyataan menyakitkan itu Pemerintah Indonesia pun menarik Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat.

Tantowi mengapresiasi langkah pemerintah menarik Nadjib, ia menganggap Indonesia sudah menunjukan reaksi keras. Apalagi Indonesia berencana mengevaluasi hubungan kerjasama bilateral Indonesia - Australia, dan keberadaan Diplomat Australia di Indonesia.

"itu adalah sikap yang sangat keras dalam konteks diplomasi. Mudah-mudahan pemerintah Australia mengerti. Kalau ini tidak ditanggapi bisa dilanjutkan dengan tindakan berikutnya," kata Tantowi.

Tindakan itu bisa dengan mengecilkan representasi Indonesia di Australia dari Kedutaan Besar menjadi Konsulat Jenderal, begitu pun dengan perwakilan Australia di Indonesia.

"Tahap terakhir adalah pemutusan hubungan diplomatik," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini