News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Menyadap

Tubagus Hasanuddin Sesalkan Pernyataan AM Hendropriyono

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Sekretaris Militer Mayor Jenderal Purnawirawan Tubagus Hasanuddin dan Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional Jenderal TNI AM Hendropriyono.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Sekretaris (Sesmil) Militer (Sesmil) Mayor Jenderal Purnawirawan Tubagus (TB) Hasanuddin mengkritik pernyataan Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono yang mengatakan  tidak perlu hiruk pikuk dan ramai-ramai meminta Australia untuk meminta maaf. 

Hendro menganggap penyadapan dalam intelejen itu adalah hal yang biasa.Pernyataan Hendropriyono kata Tubagus Hasanuddin, tidaklah tepat.

" Pendapat ini menurut saya sangat tidak tepat. Memang benar dalam dunia intelijen penyadapan itu hal biasa tapi tetap merupakan kegiatan ilegal dan tetap dilarang menurut aturan internasional sekalipun," kritik TB Hasanuddin, Kamis (21/11/2013).

Semua aparat intelIjen dimanapun tahu saat kegiatannya terbongkar, katanya,  pasti akan beresiko hukum maupun beresiko politik. Untuk itulah, TB Hasanuddin menegaskan, para aparat intelijen sebelum terjun dalam profesinya selalu disumpah terlebih dahulu agar mereka tetap menjaga kerahasiaan kegiatannya sampai kapanpun.

"Ttradisi itu mereka pegang selamanya sampai mereka pensiun sekalipun . Dan ketika Australia terbukti menyadap , Indonesia sudah sewajarnya kita protes, karena menyangkut harga diri dan kedaulatan kita semua, rakyat Indonesia sepakat sebagai bangsa yang berdaulat kita tak boleh dipermalukan dengan cara seperti ini , apalagi pelakunya adalah negara tetangga yang mengaku sebagai negara sahabat," TB Hasanuddin menegaskan.

"Dan justru, sikap lebih keras lagi harus ditunjukan oleh Presiden SBY , bahwa Indonesia masih punya marwah dan kedaulatan," tegasnya lagi. 

Sebelumnya diberitakan, Kepada satu media massa kenamaan di Australia, Herald Sun, AM Hendropriyono mengakui Indonesia pernah menyadap percakapan para petinggi pemerintahan Australia saat terjadi krisis Timor Leste, tahun 1999 sampai 2004 silam.

Karenanya, ia menilai Indonesia tak perlu munafik atau marah berlebihan menanggapi skandal penyadapan Australia tersebut.

"(Saat itu), kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya dibicarakan (petinggi Australia) tentang kami (Indonesia)," tutur Hendropriyono seperti yang dikutip Tribunnews.com dari artikel "Indonesia Spied on Australia in 2004, Says Ex-intelligence Chief", Herald Sun edisi Selasa (19/11/2013).

"Kita bisa mengatakan ini adalah 'rahasia umum.' Maksud saya, (aktivitas) ini rahasia tapi semua orang mengetahuinya," tambahnya.

Kala itu, tutur Hendro, intelijen Indonesia menyadap komunikasi sipil serta militer Australia. Tak hanya itu, Indonesia juga menyadap sambungan telepon masuk maupun yang keluar dari alat komunikasi sejumlah politikus Australia. Terutama politikus yang gencar mendukung Timor Leste.

Gagal Rekrut Agen Ganda
Tak hanya mengakui Indonesia pernah melakukan penyadapan intelejen, Hendropriyono bahkan menuturkan ada upaya intelijen Indonesia yang gagal untuk mengorek lebih banyak informasi rahasia pemerintah Australia.

Saat itu, BIN tak mampu merekrut pejabat Australia agar mau bekerja sebagai "asset" (sebutan khas untuk seorang informan dalam dunia intelijen) bagi Indonesia.

Selain itu, BIN juga gagal merekrut intel Australia supaya mau menjadi 'agen ganda' guna memberikan informasi bersifat rahasia kepada Indonesia.  "Hampir (bisa merekrut), tapi tak bisa," tukas Hendropriyono.

Namun, Hendro menuturkan segala aktivitas penyadapan Indonesia terhadap Australia itu akhirnya dihentikan setelah kedua negara menghadapi "musuh utama" secara global: terorisme.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini