News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demokrat: Menjual Nama Ibas Tipu-tipu Gaya Lama

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Departemen Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Didik Mukrianto mengatakan semua orang bisa mengatakan punya kedekatan dengan siapapun termasuk dengan pihak-pihak istana, seperti yang terjadi di kasus SKK Migas.

Politisi Demokrat itu meyakini bahwa Istana, Presiden SBY maupun putranya yang juga sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) tidak pernah terlibat dalam kasus SKK Migas.

“Saya yakin semuanya hanya fitnah saja. Semua orang bisa mengakui memiliki kedekatan dengan orang-orang besar, terlebih dengan SBY,” ujar Didik ketika dihubungi wartawan seputar beredarnya dokumen pemeriksaan tersangka Deviardi yang diperoleh wartawan, Rabu (20/11) yang menyebut kedekatan petinggi Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong dengan Ibas dan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam.

Menurut Didik, untuk membuktikan apa yang tertulis di BAP itu harus dengan konstruksi hukum dan bukan dengan pembuatan opini publik saja. Beredarnya tuduhan kepada pihak SBY maupun Istana tidak terlepas untuk tujuan pemilu 2014.

”Makanya untuk membuktikan itu harus dijawab dengan konstruksi hukum bukan opini politik. Basis opini politik pasti ditujukan untuk 2014,” katanya.

Didik menjelaskan korelasi Widodo atau Kernel milik Widodo dengan Edhie Baskoro Yudhoyono hanyalah spekulasi saja. Dirinya pun menyebut Widodo sebagai pemain yang ulung di bidang trading perminyakan.

“Korporasi pemain trading minyak sangat mungkin menjadi bagian kartelisasi perdagangan minyak. Sehingga segala daya upaya dan penguatan eksistensi dengan mencoba menyeret-nyeret dan melibatkan nama-nama besar sangat mungkin dilakukan,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu hanya merupakan tipu-tipu gaya lama. Fakta yang tidak terbantahkan adalah adanya pemain yang memainkan permainan tipu-tipu tersebut akhirnya tertangkap oleh KPK. Harapannya semoga kasus ini mampu mengungkap kartelisasi yang memainkan tipu-tipu gaya lama yang selama ini terjadi termasuk sejak saat BP Migas hingga SKK Migas terbentuk.

“Klaim dan menjual nama termasuk nama Ibas yang dicatut adalah gaya lama para penipu mengingat magnet nama besar Ibas potensial untuk dijadikan alat oleh mereka," ujarnya.

Sebelumnya ramai diberitakan Sekjen Partai Demokrat yang juga putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut sebut dalam berkas perkara dugaan suap SKK Migas.

Dalam dokumen pemeriksaan tersangka Deviardi (pelatih golf Rudi Rubiandini) yang diperoleh wartawan, sebagaimana yang ramai diberitakan di media online terkuak kedekatan petinggi Kernel Oil Singapura, Widodo Ratanachaitong, dengan Ibas dan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam.

Hal itu sebagaimana terungkap dalam sadapan perbincangan antara Widodo dan Deviardi. Hasil sadapan percakapan itu berdurasi sekitar 15 menit dan dilakukan sekitar pukul 21.03 WIB pada 24 Juni 2013.

“Bahwa benar berhubungan dengan Widodo, Cumlaude di Australia dan punya tujuh perusahaan minyak di luar negeri semuanya CNC, bahwa Widodo mempunyai jaringan ke Istana, Ibas, DPR, dan sampai kepada Dipo Alam,” begitu bunyi salah satu petikan rekaman pembicaraan Widodo dengan Deviardi seperti tertulis dalam dokumen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini