Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wafatnya mantan anggota Komisi Pemilihan Umum Mulyana W Kusumah, membuka memori bagi kolega-koleganya sesama aktivis peduli pemilu.
Salah satunya, kenangan yang masih jelas terekam dalam ingatan mantan anggota Bawaslu Wahidah Syuaib.
"Ruang kerjanya semasa anggota KPU selalu ramai, tamu tak pernah sepi. Utamanya, pemantau pemilu dan pegiat demokrasi. Ruang kerja mendiang, ibarat basecamp bagi aktivis gerakan," cerita Wahidah kepada Tribun, Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Bagi Wahidah, Mulayana adalah orang yang mudah membagi ilmunya. Mulyana juga orang yang mudah diajak diskusi oleh para juniornya, dan aktivis sekaligus pegiat pemilu dan demokrasi.
"Saya dan teman-teman dari JAMPPI (Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu), kebetulan saat itu saya Koordinator Nasional-nya, termasuk sering berdiskusi dengan beliau di ruang kerjanya," sambungnya.
"Semoga almarhum khusnul khotimah. Beliau tempat kami berdiskusi dan bertanya. Beliau orang yang sangat baik. Saking baiknya, beliau termasuk orang yang sulit menolak jika orang minta tolong," tandasnya.
Mulyana yang lahir di Bogor 65 tahun lalu ini, menghembuskan napasnya terakhir karena stroke setelah dirawat di RS Dharmais, Jakarta, lebih dari sepekan.