Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyatakan protes terhadap Pembagian Kondom dalam Rangka Pekan Kondom Nasional (PKN) terus bergulir disekolah-sekolah. Menurutnya, pembagian kondom tersebut dapat merusak generasi bangsa.
"Saya terus terang, kalau dibagikan di sekolah, di SMP, saya tak setuju. Jangankan kita, sekolah-sekolah pun tak akan setuju," katanya usai menghadiri acara peringatan hari disabilitas internasional (HDI) Tahun 2013 di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dikatakan Salim pembagian kondom terhadap masyarakat dan anak sekolah bukanlah solusi. Pasalnya, dengan pembagian kondom tersebut hanya akan menimbulkan permasalahan baru.
"Jadi kalau kampus pun tak menerima, anak-anak sekolah pun tak menerima. Lha terus mau dibagikannya apa sih, muatannya apa. Yang lebih bagus, anak-anak diberi penerangan, penjelasan tentang bagaimana bahayanya HIV Aids. Dan mereka-mereka yang sudah terkena, berikanlah kemudahan, supaya tidak berbuat yang tidak-tidak," katanya.
Pembagian kondom tersebut, kata Salim telah menciderai budaya timur di tengah masyarakat Indonesia. Karena masyarakat Indonesia tidak bisa 'dicekoki' budaya barat.
"Karena masyarakat kita ini masyarakat yang tak bisa diberikan cara-cara barat, negara-negara bebas diterapkan di kita, nanti akan terjadi resistensi," tuturnya.
Pekan Kondom Nasional digagas Kementerian Kesehatan dan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan kegiatan tersebut bukan hal yang terlarang. "Lebih bahaya bagi-bagi rokok daripada kondom," kata Menkes.
Acara tersebut ditentang keras oleh sejumlah organisasi masyarakat di Tanah Air.