TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indonesia dinilai belum siap untuk menghadapi perdagangan bebas pada 2015. Hal itu disebabkan, kualitas pendidikan tenaga kerja Indonesia masih kurang dibanding dengan negara lain.
Rena Usman, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), mengatakan selama program dan mahalnya uang pendidikan belum bisa diatasi pemerintah, masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain.
"Sistem pendidikan kita belum bisa mempersiapkan mereka (tenaga kerja) untuk terakses kepada lapangan kerja," ujar Rena, Selasa (17/12/2013).
Rena juga menyayangkan pengangguran terbuka di Indonesia saat ini masih tinggi mencapai 7,7 juta jiwa. Diharapkan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, jumlah angkatan kerja produktif bisa menyerap tenaga kerja yang pengangguran.
"Jumlah angkatan kerja di Indonesia sekarang 117.37 juta orang atau sekitar 88,34 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 237,6 juta jiwa," papar Rena.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tenaga kerja Indonesia usia produktif berasal dari pendidikan yang rendah.
Tercatat penyerapan tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah sebesar 65 juta orang atau sekitar 47 persen, SMP sebesar 20,5 juta orang atau 18 persen, diploma 2,9 juta orang atau 2,64 persen, dan sarjana sebesar 6,83 persen.