TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa yang tergabung dalam Presidium Banten Bersatu meminta Ketua KPK, Abraham Samad mengklarifikasi pernyataannya soal santet.
"Abraham mengatakan bahwa Banten adalah gudang santet. Seharusnya sebagai Ketua KPK, Abraham berpendidikan tapi nyatanya dia tidak berpendidikan. AS (Abraham) harus klarifikasi bukan hanya kepada rakyat Banten tapi seluruh dunia," kata koordinar Aksi saat berorasi di depan Kantor KPK, Jumat (20/12/2013).
Pada kesempatan sama mereka juga menyampaikan dukungan morilnya untuk Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang tengah menjalani pemeriksaan tersangka di KPK.
Dia menyatakan masyarakat Banten merasa dilecehkan dengan pernyataan Abraham soal santet. Sebeb, diyakininya tidak ada santet di wilayahnya itu.
"Saya sebagai rakyat Banten merasa dilecehkan dianggap sebagai warga yang suka menyantet. Kami punya etika," teriaknya yang disambut peserta unjuk rasa lainnya.
Menurutnya, jika Abraham mengatakan dirinya tidak takut santet maka dia mendukung bahwa Banten merupakan kota santet. "Tidak seyogyanya ketua KPK asal ceplos. Apakah di Banten ada santet? Tidak ada santet di Banten," katanya.
Dalam aksi demonstrasi, massa aksi memadati jalur lambat di depan kantor KPK. Sehingga jalur itu tidak bisa dilewati kendaraan. Para pengendara yang menuju arah Mampang dari Menteng hanya bisa melewati jalur cepat.
Aparat kepolisian tampak bersiaga di depan gedung KPK. Aksi demonstarsi ini pun menjadi tontonan para warga yang melewati Jalan HR Rasuna Said.
Diketahui, isu santet ini menyeruak begitu Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah dijadikan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan pengamat politik dari Universitas Mathla'ul Anwar Banten, Ali Nurdin menyikapi kemungkinan adanya serangan santet menyusul ditetapkannya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka korupsi oleh KPK.
Ia menyarankan agar pimpinan dan seluruh jajaran KPK diminta untuk sering-sering Yasinan bersama, baik di kantor maupun di rumah masing-masing. Ritual tersebut perlu dilakukan jajaran KPK untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan dijauhi dari segala marabahaya.
"Saya akui, sulit memang menghapus imej santet dengan Provinsi Banten. Memang sudah dari sononya. Tapi KPK tidak perlu takut dengan santet karena mudah menangkalnya, yakni sering-sering membaca Yasin dan dekatkan diri kepada Allah," kata Ali Nurdin, Rabu (18/12).
Kalau KPK bergeming karena isu santet, menurut Ali Nurdin, ini merupakan sebuah kemunduran besar bagi KPK dalam menegakkan hukum dan memberantas korupsi di Banten khususnya dan Indonesia umumnya.
"Kalau saya malah mendorong KPK segera saja menyelesaikan kasus dugaan korupsi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah secara hukum dan terus-menerus mendekatkan diri kepada Allah. Kalau diulur-ulur malah memberi ruang bagi dunia santet untuk beraksi," imbuhnya.