TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musdalifah (55), seorang wanita mengenakan baju ungu, kerudung dan cadar hitam, serta berkaca mata yang mengaku ibu angkat dari enam terduga teroris, menolak proses identifikasi yang kini tengah dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.
Menurutnya, keenam jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur setelah serah terima dari Kepolisian kepada pihak keluarga.
"Dikubur, di Pondok Rangon, secepatnya dikuburkan," katanya di RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2014).
Musdalifah mengaku sebagai ibu angkat itu mengenal Dayat, salah seorang terduga teroris yang tewas.
"Sudah lama, baru ketemu. Saya ibu, ibu anak-anak angkat (semua terduga teroris) saya, bukan anak saya," katanya.
Musdalifah berharap, keenam jasad tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga menolak di outopsi, kami ingin jenazah segera dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan," kata warga Bekasi Jawa Barat tersebut.
Menurutnya otopsi dan identifikasi disebabkan karena keluarga telah menerima dan mengetahui mengenai penyebab kematian korban.
"Sudah tau kok meninggalnya ditembak, menurut Islam juga harus segera dimakamkan, tidak ada yang namanya outopsi itu. Jenazahnya harus segera dimakamkan," katanya.