TRIBUNNEWS.COM – Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf, mengapresiasi atas reaksi cepat yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta Pertamina mengkoreksi ulang kenaikan harga elpiji 12 kg dalam tempo 1x24 jam. Demikian rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com
“Saya menganggap reaksi cepat ini sebagai bentuk kepedulian Pak SBY atas permasalahan yang menimpa masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi konsentrasi fraksi juga untuk terus mengawal dan memonitoring atas imbauan Presiden kepada Pertamina itu sampai besok,” ujar Nurhayati dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (5/1/2014).
Nurhayati menilai jika pihak Pertamina tetap akan menaikkan harga tabung gas no- subsidi itu sebaiknya tidak terlalu tinggi seperti sebelumnya. “Kenaikan harga harus mempertimbangkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat. Pertamina mungkin tidak bisa menampik kenaikan harga itu, tapi sebaiknya tetap dalam kisaran wajar semisal 20 persen saja,” paparnya.
Fraksi Demokrat sejatinya memang tak ingin adanya kenaikan harga atas bahan bakar tersebut. “Seakan sudah menjadi tradisi, menjelang pemilu selalu ada kenaikan harga bahan bakar. Seharusnya Pertamina memberikan kabar gembira semisal terobosan baru bagi rakyat atau setidaknya bisa menjaga harga tetap stabil,” katanya.
Lebih dalam, anggota fraksi partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya pun setuju jika polemik ini tetap menjadi agenda utama pemerintahan, baik di kalangan eksekutif maupun legislatif. Lewat fraksinya, anggota DPR komisi VII ini beharap DPR bisa mengundang Pertamina ke Senayan untuk mencari sebab-akibat dan solusi atas alasan kerugian yang dialami Pertamina. “Laporannya bahwa Pertamina ini rugi terus. Apa sih sebenarnya yang terjadi,” tutup politisi asal dapil Nangroe Aceh Darussalam ini.