TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengaku pernah menerima pemberian dari koleganya sesama hakim, tak terkecuali penerusnya, Akil Mochtar yang kini terseret karena menerima suap.
Namun, pria yang digadang-gadang calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini langsung meluruskan, bahwa pemberian dari koleganya sesama hakim dan Akil bukan lah uang atau gratifikasi yang diuangkan jumlahnya besar.
"Saya ditanya, 'Apa pernah mendapat sesuatu dari Akil yang bisa dinilai uang, berupa uang atau bisa dinilai uang, seperti tiket, voucer hotel dan sebaginya?' 'Pernah.' 'Apa?' 'Obat asam urat'," ujar Mahfud saat diskusi bersama Dahlan Iskan di poskonya, Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Mahfud menjelaskan, pemberian obat asam urat tersebut sepulang Akil berkunjung ke Perancis. Obat asam urat yang diklaim Akil sebanyak 12 butir ini memiliki khasiat bagus. Sontak saja, jawaban Mahfud membuat peserta diskusi tertawa.
Menurut Mahfud, di antara sesama majelis Mahkamah Konstitusi, jika mereka pergi ke luar negeri, pulangnya tidak lupa memberikan sejumlah cindera mata seperti dasi dan gantungan kunci. Namun, kata Mahfud, jika sesuatu yang masuk kategori gratifikasi, tidak pernah diterimanya.
KPK menetapkan mantan Ketua MK Akil Mochtar sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap penanganan sengketa pemilih kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Lebak, Banten. Saat ini Akil mendekam di tahanan KPK dan kasusnya belum disidangkan.