TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar psikologi politik, Hamdi Muluk menyindir gaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi lawan-lawan politiknya.
Presiden SBY menyewa jasa pengacara Palmer Situmorang dalam menangani lawan-lawan politiknya. Terbaru, Palmer mensomasi politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah dan Eks Menteri Perekonomian Rizal Ramli.
"Sedikit-sedikit somasi, ini kan penyakit kekuasaan. Baru adu argumentasi dikirim somasi," ujar Hamdi, dalam acara diskusi bertajuk 'Lingkaran Kekuasaan, Konflik Politik dan Korupsi,' di Warung Bumbu Desa, Jakarta, Senin (27/1/2014).
Somasi, kata Hamdi, merupakan bentuk abuse of power dan penyakit-penyakit kekuasaan. Oleh karenya, harus dilawan.
Hamdi menuturkan, dalam sistem demokrasi seperti yang dianut Indonesia, keriuhan atau adu argumentasi menjadi bagian di dalamnya.
"Demokrasi memang meniscayakan kita berkompetisi. Asal koridornya dijaga. Intinya demokrasi itu semua boleh bersuara, beraspirasi, dijamin kontitusi. Asal dilakukan dengan non violence. Karena kalau violence, itu konflik. Kalau adu argumen, itu biasa. Jangan kirim militer," kata Hamdi.
Sebelumnya, Presiden SBY melayangkan somasi terhadap bekas Menteri Bidang Perekonomian Rizal Ramli. Rizal disomasi karena pernyataannya yang menyatakan bahwa jabatan Wakil Presiden Boediono adalah gratifikasi dari kasus Bank Century.
Selain itu, Presiden juga mensomasi Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah karena pernyataannya yang meminta KPK segera memeriksa Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, dalam kasus Hambalang.