TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangungan (PPP) mengkritik konvensi yang dilakukan Demokrat. Selain Demokrat, Partai berlambang Kabah itu juga menyinggung PKB yang memiliki tiga calon presiden.
"Kita kurang sependapat kalau ada konvensi. Karena kita yang kerja keras untuk partai," kata Wakil Ketua Umum PPP Irgan Chairul Mafidz di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2/2014).
Irgan mengatakan dengan konvensi maka partai bisa menjadi kendaraan politik bagi tokoh lain. Ia khawatir bila terjadi hal itu akan diprotes oleh kader di internal partai.
"Padahal komitmennya belum tentu sama. Tapi untuk memperkuat itu semua, kita ingin minta pandangan dari majelis syariah, majelis pakar, kira-kira bagaimana dengan pencapresan Pak SDA (Suryadharma Ali) apakah final atau buka ruang yang lain," ujar Irgan.
Irgan mengatakan pihaknya sedang memikirkan apakah deklarasi Suryadharma Ali dilakukan setelah atau sebelum pemilihan legislatif.
"PPP tidak mau ikut-ikutan dengan partai lain. Misalkan pasang calon lain, untuk kepentingan marketing. Ini pilihan murni kita mencalonkan dari partai," tuturnya.
Irgan menegaskan PPP memiliki tradisi dimana ketua umum dicalonkan sebagai presiden. Selain itu, belum ada kader lain yang berani mengajukan diri sebagai calon presiden.
"Hari ini masih pak SDA kuatnya. Kalau perkembangan lain terjadi, kita engga tahu. Sampai hari ini pak SDA. Apakah kalau nanti harus koalisi? Ya saya kira, mau tidak mau nanti hanya beberapa partai saja yang bisa ajukan capres sendiri. Bagi PPP mau tidak mau koalisi, tapi jagonya pak SDA," ungkapnya.