TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah segera akan melakukan investigasi terkait adanya penyadapan terhadap dua operator besar telekomunikasi Indonesia yang dilakukan AS dan Australia.
"Kita akan investigasi, ini kan baru lontaran dari Snowden. Baru menindaklanjuti bagaimana penyikapannya melalui dua operetor (Telkomsel dan Indosat) apakah kedua operator terlibat aktif atau dia memang kecolongan jaringannya. Kan jaringannya terbuka," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa(18/2/2014).
Setelah adanya proses investigasi kata Tifatul, pihaknya baru akan memanggil dua operator telekomunikasi, Telkomsel dan Indosat.
Pemerintah lanjut Tifatul juga akan menyusun penyikapan mengenai dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia yang menyadap jutaan pelanggar Telkomsel dan Indosat.
"Ini sedang disusun penyikapan oleh pemerintah, leading sectornya di sini adalah kementerian luar negeri. Jadi sebelum kami berbicara, kami akan mendengar dulu kebijakan menurut beritanya Snowden 1 juta 800 pengguna termasuk politisi dan tokoh-tokoh senior di Indonesia itu disadap oleh Australia dan Amerika. Itu kan pernyataan Snowden," ujar Tifatul.
Sebelumnya, laporan terbaru New York Times dan Canberra Times edisi akhir pekan lalu mengulas soal jutaan pelanggan PT Telkomsel yang disadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia.
Canberra Times dan New York Times memuat soal bocoran dokumen rahasia dari Snowden, yang kini menjadi buronan AS. Dokumen Snowden menunjukkan, dinas spionase elektronik Australia melakukan penyadapan secara massal terhadap jaringan komunikasi dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Telkomsel. Nama Indosat juga disebut-sebut dalam laporan itu.