TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar etika politik dan tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, berharap Pemilihan Umum 2014 tidak menjadi sumber malapetaka, yang menyebabkan anak bangsa harus terlibat kerusuhan.
Dalam diskusi "Mengarahkan Haluan Politik Indonesia Pasca-Reformasi" di kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selaan, Romo Magnis menilai Jika Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo yang diketahui memiliki elektabilitas tertinggi dalam survei calon presiden tidak dicalonkan, maka bisa jadi timbul kerusuhan.
"Kalau Jokowi tidak maju, maka bisa jadi ada kekerasan," katanya.
Jokowi yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) digadang-gadang pasti menang dalam pemilihan presiden 2014. Di PDIP yang diberi mandat menentukan calon presiden adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri. Namun hingga kini Megawati belum juga memutuskan siapa yang akan maju sebagai calon presiden.
Selain Jokowi, Romo Magnis juga melihat potensi yang sama jika Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto gagal bertarung di pemilihan presiden.
"Mungkin karena tidak lolos ambang batas 20 persen, jika Prabowo tidak maju akan ada masalah," katanya.
Partai Gerindra dalam berbagai survei diketahui masuk dalam tiga besar partai yang memiliki elektabilitas tertinggi. Prabowo yang merupakan mantan Danjen Kopassus TNI AD itu sudah dicalonkan partai untuk maju dalam pemilihan presiden.
Dalam kesempatan tersebut Romo Magnis juga berharap pemilihan umum dapat berlangsung dengan jujur dan adil, dan semua pihak menjaga agar tidak terjadi rekayasa perolehan suara.