Laporan Wartawan Tribunnews.com Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten (BJB), terus diserang dengan berbagai isu miring.
Termutakhir, beredar kabar ada seorang karyawan perempuan bank "pelat merah" tersebut yang dijadikan "upeti" kepada oknum Bank Indonesia.
Seorang sekretaris berparas cantik di kantor pusat BJB, di Jalan Naripan, Kota Bandung, berinisial AY, diduga dijadikan korban dari oknum pejabat Bank BJB untuk "menjerat" oknum BI.
Bank yang mayoritas sahamnya dikuasai Pemprov Jabar dan Banten tersebut, memang tengah banyak didera perkara hukum dan korupsi, sehingga pihak BI gencar mengaudit kinerjanya.
Rumor tersebut, beredar menyusul surat laporan dari pihak yang mengaku sebagai karyawan BJB kepada Komisaris BJB, bupati dan wali kota se-Jawa Barat dan Banten, para deposan, Jamsostek, hingga jajaran Direksi BJB.
Isi surat yang diteken Aceng Suhardiman itu, menuliskan AY dijadikan korban oleh seorang direktur berinisial ZA untuk melayani oknum BI.
"Dengan kepolosan dan karena takut menolak perintah atasan, AY dan S mengikuti perintah atasannya untuk selalu mendampingi oknum BI dan ZA kemana saja pergi," tulis surat tersebut.
Surat berkop Bank BJB itu, juga menuliskan AY dijadikan korban terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan pihak BI.
Itu agar Bank BJB selamat dari tuduhan menggelapkan uang negara untuk pembelian tanah fiktif di Jakarta.
"Kami selaku karyawan Bank BJB, merasa prihatin dengan memperhatikan kebiasaan-kebiasaan buruk saudara ZA yang selalu menghalalkan segala cara, demi kepentingan pribadi dan jabatannya," demikian salah satu kutipan isi surat itu.
Saat diminta klarifikasi terkait surat tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, tidak merespons panggilan telepon selulernya.
Namun Adi, ajudan Aher, mengatakan saat ini sedang mencari informasi tentang adanya hal tersebut.
"Pak Gub (Aher) belum terima (surat itu), masih mencari tentang informasi hal itu (suap grtifikasi seks), jadi belum bisa beri komentar," kata Adi.