TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon legislatif asal Partai Golkar, Charles Bonar Sirait mendorong pemerintah lebih intensif melobi pemerintah Arab Saudi. Langkah itu diperlukanĀ untuk menyelamatkan Satinah (41), Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kini tengah menanti hukuman pancung di Arab Saudi.
"Pemerintah perlu lebih tegas dan intensif membangun lobi-lobi politik agar hal ini dapat di selesaikan melalui jalur diplomasi," ucap Charles kepada Tribunnews.com melalui pesan pendek di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Ia mengemukakan, masyarakat Indonesia tentu prihatin dengan hukuman mati terhadap Satinah. Keprihatinan masyarakat Indonesia terlihat dari gerakan mengumpulkan koin untuk pembayaran diyat (uang tebusan) senilai Rp 21 miliar.
"Gerakan koin untuk Satinah merupakan ciri khas rakyat Indonesia yang toleran terhadap nasib sesamanya yang tertimpa kesulitan di negeri orang," katanya.
Sebelumnya, SBY menyangkal tidak mengupayakan pengampunan untuk menyelamatkan Satinah dari hukuman pancung di Arab Saudi. SBY mengaku, telah bekerja dan berusaha untuk menyelamatkan Satinah.
"Saya kira semua sudah bekerja habis-habisan. Kalau pemerintah tak peduli, keliru besar. Kita semua sangat peduli dan kita bekerja untuk itu," tegas SBY di Kantor Presiden, Jakarta.
Ia mengatakan, SBY juga berupaya melakukan negosiasi agar pembayaran diyat bisa diperpanjang. Satu langkah yang ditempuh SBY adalah mengirim surat ke Raja Arab Saudi.
"Ini sedang kita negosiasikan urusan Satinah. Mencapai di atas Rp20 miliar. Rakyat harus tahu," tutur SBY.