TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak benar kalau pemerintah tidak mengupayakan pengampunan untuk menyelamatkan Satinah (41) TKW yang kini tengah menanti hukuman pancung di Arab Saudi.
SBY tegaskan, pemerintah sudah bekerja habis-habisan untuk menyelamatkan Satinah dari hukuman pancung yang akan dilakukan 3 April mendatang. "Saya kira semua sudah bekerja habis-habisan. Kalau pemerintah tak peduli, keliru besar. Kita semua sangat peduli dan kita bekerja untuk itu," tegas SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Sebagai Presiden, SBY pun masih terus mencari pengampunan dan pembebasan Satinah. Bahkan, kata SBY, terkait harus melunasi diyat (tebusan) Rp21 miliar, pemerintah tengah melakukan negosiasi dengan pihak Kerajaan Saudi. "Ini sedang kita negosiasikan urusan Satinah. Mencapai di atas Rp20 miliar. Rakyat harus tahu," tutur SBY.
"Bagi saya, apa pun, kita harus bekerja keras untuk membebaskan dari hukuman. Tentang tebusan, bicara baik-baik," imbuhnya. Dia tegaskan lagi, bahwa posisi pemerintah berusaha keras membebaskan Satinah.
Salah satu langkahnya, kata SBY, dirinya mengirim surat kepada Raja Saudi untuk meminta perpanjangan waktu pelunasan diyat. "Agar minta perpanjangan lagi. Saya kirim surat lagi agar bisa diperpanjang ekskusinya, insya Allah ada titik temu dan bisa dibebaskan," jelas SBY.