News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UIN Syarif Hidayatullah Buka Pusat Kajian Kebudayaan Tionghoa

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang bagi leluhur mereka dalam ritual Cheng Beng atau Qing Ming di Pemakaman Sentosa, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (5/4/2014). Ribuan peziarah baik dari Pangkalpinang maupun luar Bangka Belitung bahkan luar Indonesia seperti Singapura, Hong Kong, Cina, dan Australia ikut berdatangan berkumpul bersama keluarga untuk melakukan ritual sembahyang tersebut. BANGKA POS/RESHA JUHARI

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk memperkuat budi pekerti serta menanamkan budaya toleransi dikalangan umat beragama dan antar suku di Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif  Hidayatullah membuka pusat kebudayaaan Tionghoa dengan fokus Kebudayaan Han.

Rektor UIN Komarudin Hidayat mengatakan Pusat Studi Kebudayaan Han tidak hanya ditujukan untuk mempelajari kebudayaan Han yang sudah menjadi acuan moral bagi suku bangsa Tiong Hoa di seluruh dunia, melainkan juga menjadi jembatan untuk menjalin hubungan baik antara muslim Tionghoa dengan muslim Indonesia,

“Kita ketahui komunitas muslim di Tiongkok juga cukup banyak sehingga perlu banyak hal yang dikerjasamakan,” ujar Komarudin pada acara Ramah Tamah sejumlah tokoh di Hotel Mulia, Jakarta Selasa (13/5/2014).

Puan Maharani yang hadir pada acara yang berlangsung malam hari ini mengatakan perlunya pendidikan budi pekerti di tengah permasalahan dalam kehidupan berbangsa. Budi pekerti  menjadi benteng di dalam kehidupan yang konflik sosialnya berkepanjangan, melemahnya sikap amanah, dan pengabaian peraturan hukum.

“Penting bagi kita untuk mengetahui penyebabnya, sebagai anak bangsa dan sebagai manusia dengan kondisi budi pekerti yang semakin terkikis dan tergerus,’ ujar Puan.

Sementara itu Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA)mengatakan keberadaan pusat kajian kebudayaan Tionghoa dapat menjadi pusat dialog antara masyarakat pemeluk agama-agama di Indonesia. SDA mengatakan dialog diperlukan untuk mencapai kehidupan antar masyarakat dan pemeluk agama yang harmonis dan saling menghargai.

“Ditataran praktis , dialog dapat dilakukan dengan mendorong masyarakat yang plural untuk hidup rukun dan saling menghargai, sementara ditataran praktis , sementara ditataran teoritis dialog bisa bisa dilakukan dengan pengembangan pendidikan.” Ujar SDA.

Venerable Prof. Master Chin Kung mengatakan kehadiran pusat kajian kebudayaan Han dapat menumbuhkan sikap saling menghargai dan memahami diantara masyarakat Indonesia yang beragam. “pendidikan merupakan cara paling mungkin ditempuh dalam mencegah konflik dan malapetaka kemanusian,” ujar Master Chin Kung.

Rencananya gedung pusat kajian ini bertempat di Kampus UIN Tanggerang Selatan dan peresmiaannya akan dihadiri oleh pejabat Kementrian Agama, Pemerintah daerah DKI Jakarta dan kota Tanggerang Selatan, serta sejumlah tamu dari Tiongkok dan Malaysia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini