TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Angkatan Muda Kabah, organisasi sayap Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Joko Purwanto, merah besar, karena dituding sebagai bagian dari 35 orang penikmat biaya naik haji gratis fasilitas dari Kementerian Agama.
Mengenai tuduhan haji gratis, Joko kepada Tribunnews.com, Minggu (25/5/2014), menceritakan kronologi bantahannya.
Tahun 2012, Joko beserta istri mendaftar haji menggunakan ONH Plus melalui biro haji Al Amin Universal atau Al Amin Tours yang berkantor di Jalab Fatmawati, Jakarta Selatan.
Meski telah mendaftar Joko dan istri belum mendapat kepastian kapan akan berangkat haji.
"Baru empat hari jelang ibadah haji, saya dikabari bahwa saya dan istri bisa berangkat haji tahun itu," ujar Joko yang kini terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat III (Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota Bogor).
Sebagai calon jamaah, Joko Purwanto hanya dalam posisi menerima. Berangkat syukur dan kalau ditunda pun tak masalah.
"Untuk urusan kuota haji, saya tidak tahu apa‑apa. Yang saya tahu, kami daftar dan bayar ke Al Amin lalu mereka kabari kami untuk berangkat haji," jelas Joko.
Lantaran keberangkatan hajinya mendadak, dari pihak Al Amin menginformasikan konsekuensinya harus membayar mahal lantaran tempat menginap yang tersisa tinggal hotel bintang lima di Mekkah yakni Hotel Hilton.
"Saya dan istri bayar sekitar Rp 400 juta. Semua ada bukti‑bukti pembayarannya," lanjut Joko Purwanto.
Bagi Joko yang berprofesi sebagai pengusaha tambang, uang sebesar itu tidak masalah. Yang terpenting baginya, tahun itu ia bisa berangkat berhaji untuk pertama kalinya.
Informasi yang didapat Joko dari Al Amin, Hotel Hilton tempatnya menginap sama dengan hotel tempat Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) yang sekaligus menjadi amirul haj (pimpinan haji Indonesia).
"Sebagai orang dekat dengan Pak Ketum (Suryadharma Ali), saya justru yang meminta untuk satu lantai dengan Pak Ketum dengan konsekuensi pembayaran hotel menjadi mahal," kata Joko.
Menurut Joko, untuk membayar kamar hotel Hilton selama ibadah haji, ia harus merogoh kocek mencapai 17 ribu dolar AS.
Kenapa semahal itu? Menurut Joko, pihak hotel mengenakan tarif hotel harus selama satu musim haji yakni sekitar 15‑20 hari.
"Padahal Hotel Hilton di Madinah itu hanya kami pakai selama 5 hari. Selebihnya kami di Mekkah tidur di tenda saat berhaji. Tapi pihak hotel memberi ketentuan harus bayar satu musim haji sehingga mahalnya di situ," ujarnya.
Dalam daftar nama 35 orang tersebut tercantum juga Najmudin H Rasyid dan istrinya, Rosma Lotang Sawalleng.
Kedua orang tersebut disebut sebagai keluarga Joko Purwanto. Menurut Joko, ia dan Najdmudin berteman dekat dan sama‑sama pengusaha tambang di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
"Najdmudin dan istrinya juga bayar melalui Al Amin Universal. Bukti‑buktinya juga ada. Ia saya sebut sebagai keluarga karena waktu pas daftar ditanya, siapa mereka. Saya ini biasa sebut teman dekat dengan keluarga," akunya. (tribunnews/yls/adi/edf)