“Apa yang disampaikan Jokowi lebih konkret, relevan dan kontekstual."
Jakarta - Visi misi calon presiden Joko Widodo di bidang pembangunan ekonomi yang disampaikan dalam debat Capres II yang digelar di Hotel Gran Melia, dinilai lebih konkret dan kontekstual dalam menjawab tantangan Indonesia. Keyakinan Jokowi bahwa Indonesia mampu mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen juga dianggap mampu memembangkitkan harapan baru dalam bidang ekonomi.
“Apa yang disampaikan Jokowi lebih konkret, relevan dan kontekstual. Siapa pun presidennya harus mengejar pertumbuhan ekonomi 7% persen,“ ujar A. Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM, seperti dikutip Media Indonesia, Minggu 15 Juni 2014.
Konkretnya visi ekonomi Jokowi, lanjut Tony, juga tercermin pada program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, dan pengentasan kemiskinan. “Menurut saya, Jokowi lebih konkret. Prabowo mengawang-awang, kurang implementatif,“ lanjut Tony.
Lebih jauh Tony mengungkapkan, dalam debat Capres sesi II tersebut Jokowi banyak memberikan berbagai contoh kongkret atas langkah kebijakan ekonomi yang akan diambilnya. Hal ini menunjukkan bila Jokowi adalah seorang eksekutor.
Dalam paparannya, Jokowi menegaskan akan menumbuhkan investasi dan peningkatan infrastruktur yang akan didorong ke daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi. Melanjutkan keberhasilannya di Surakarta dan Jakarta, Jokowi juga akan meluaskan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
Selain akan memberikan ruang yang lebih luas kepada usaha kecil menengah, gubernur yang baru saja dinobatkan sebagai pengendali inflasi terbaik 2014 ini, juga akan melakukan pemerataan ekonomi dengan mengembangkan tumbuhnya koperasi, UMKM, pasar tradisional, ekonomi berbasis maritim dan pertanian.
Sedangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi dengan membangun sistem yang lebih transparan dan membangun sistem yang lebih efektif serta efisien dengan memotong birokrasi perzinan juga akan diprioritaskan Jokowi. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan transportasi laut maupun kereta api juga akan menjadi prioritas. "Iklim investasi dan regulasi harus dibenahi agar memberikan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi,“ jelas Jokowi.
Sementara untuk menahan laju ledakan penduduk Indonesia, Jokowi akan menghidupkan kembali Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dikatakan Jokowi, BKKBN harus kembali diperkuat, termasuk anggarannya. "Kampanye harus kembali ditingkatkan, agar masyarakat kembali sadar bahwa cukup memiliki dua anak," ujar Jokowi.
Sementara pada Harian Kompas edisi Senin, 16 Juni 2014, peneliti The Institute for Ecosoc Rights, Sri Palupi, berpendapat, Prabowo unggul dari cara penyampaian. Adapun Jokowi unggul dari sisi substansi. (skj) (Advertorial)