TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diskusi yang direncanakan oleh Aktivis 98 belum juga terlaksana hingga saat ini. Diskusi yang bertema 'Gerakan 98 Menolak Bangkitnya Orde Baru' sedianya dilakukan pukul 09.30 WIB, namun hingga pukul 12.45 WIB diskusi belum dimulai.
Akhirnya, para Aktivis 98 memilih berorasi di depan gerbang Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dengan menggunakan alat pengeras suara seadanya para aktivis menyuarakan tujuan menggelar diskusi pada hari ini, Selasa (24/6/2014).
Spanduk diskusi yang bertuliskan 'Gerakan 98 Menolak Bangkitnya Orde Baru' yang seharusnya dipasang di belakang panggung diskusi, kini telah terpasang di pintu gerbang Kemenpora.
Spanduk yang bergambarkan kejadian orde baru itu di bawahnya dihiasi oleh foto para aktivis yang meninggal atau hilang semasa rezim Soeharto.
Pantauan Tribunnews.com, para aktivis 98 yang mengenakan pakaian warna hitam masih berkumpul di depan gerbang Kemenpora. Mereka belum beranjak sejaak tadi pagi, bahkan jumlah mereka kini semakin bertambah.
Erwin Usman, Juru Bicara Aktivis 98 menuturkan, pihaknya telah memenuhi semua persyaratan izin dari kepolisian maupun dari Kemenpora. Menurutnya, sampai pukul 03.00 WIB dinihari tadi pihaknya masih melakukan gladi resik dan tak masalah dengan diskusi pagi ini.
"Tapi tiba-tiba pagi tadi kami (Aktivis 98) dilarang masuk. Media pun yang hendak meliput tidak boleh masuk. Untuk itu kami akan menunggu surat resmi penolakan dari Kemenpora dan Kepolisian," kata Erwin.
Erwin mengatakan, pihaknya telah membayar uang sewa gedung sebesar Rp7 juta yang diterima oleh Yadi. Menurutnya, surat dari kepolisian juga telah ditandatangani oleh Kasat Intelkam Polres Jakarta Pusat I Gede Nyeneng.
"Kami akan tetap menunggu di sini hingga surat resmi pembatalan diskusi dari Kemenpora dan Kepolisian kami terima. Sampai kapanpun akan kami tunggu," tegasnya.