News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi JK

Budiman: Jangan Beri Harapan Palsu Wiji Thukul Masih Hidup

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri aktivis yang hilang Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani, membacakan puisi dalam acara deklarasi dukungan untuk Joko Widodo dalam Pilpres Juli mendatang, di Jakarta, Rabu (7/5/2014). Dukungan tersebut datang dari Komunitas Alumni UGM atau biasa disebut Bulaksumur untuk Kemenangan Jokowi (Blusukan Jokowi). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

"Buktikan saja di pengadilan HAM... Sekarang bolanya ke Presiden SBY, tapi tidak ditendang-tendang oleh SBY."

Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko menyebut peniup kabar kalau Wiji Thukul masih hidup adalah pemberi harapan palsu. Istilah gaulnya PHP. "Saya tidak mau mengunyah-ngunyah isu itu. Itu kasihan keluarganya, jangan dikasih PHP lagi," kata Budiman seperti dikutip detikcom, Selasa, 1 Juli 2014.

Menurutnya, ketimbang sibuk berdebat apakah penyair asal Solo itu masih hidup atau tidak, lebih baik energi digunakan untuk mendorong pembentukan pengadilan HAM Ad Hoc yang merupakan jalan satu-satunya sebagai langkah konkret penyelesaian kasus hilangnya Wiji Thukul dan 12 aktivis lainnya yang masih hilang. Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan rekomendasi DPR ke Presiden Indonesia. Kini, bola berada di tangan Presiden.

"Belum ada pembuktian. Buktikan saja di pengadilan HAM. Itu keputusan DPR periode lima tahun lalu. Sekarang bolanya ke Presiden SBY, tapi tidak ditendang-tendang oleh SBY," kata Budiman.

"Soal Wiji masih hidup atau tidak, kita seperti berdebat jenis kelamin malaikat, laki-laki atau perempuan. Kami tidak memilih itu, percuma," kata  Budiman. 

Budiman yang merupakan mantan Ketua PRD ini menjelaskan, Wiji merupakan salah satu tokoh sentral sejak PRD belum menjadi partai dan masih bernama Persatuan Rakyat Demokratik. Wiji duduk sebagai salah satu pengurus pusat pada 1994. Kemudian, Wiji menjadi ketua Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker), salah satu organisasi sayap PRD. 

"Berdasarkan penjelasan teman-teman, Wiji adalah tokoh sentral," kata Budiman yang kini menjadi kader PDIP ini.

Pada masa-masa itu, Wiji sudah dikenal sebagai sosok yang sentral. Wiji bahkan sudah menjadi salah satu pengurus pusat Persatuan Rakyat Demokratik, organisasi cikal bakal PRD. Lantas, Wiji menjadi Ketua organisasi sayap PRD, yakni Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker).

Perdebatan keberadaan Wiji Thukul menyeruak kembali, saat Staf Khusus Presiden Andi Arief membuat testimoni yang menyebut Wiji Thukul masih hidup.

"Menurut saya Thukul masih hidup dan dia tidak ditangkap, tapi saya nggak tahu dia di mana," kata Andi di Jakarta, Senin, 30 Juni 2014. Andi Arief adalah mantan Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), organisasi sayap milik PRD.

Andi pun menyarankan agar menanyakan kemana Thukul ke Wahyu Susilo, adik Thukul atau ke Goenawan Muhammad yang disebutnya pernah memberi perlindungan pada Thukul.

Dia mengisahkan soal pertemuan terakhirnya dengan Wiji Thukul pada 1998 lalu, usai dia keluar dari penjara Polda Metro Jaya. Andi mengaku dia ditangkap Kopassus hingga kemudian ditahan di Mabes Polri dan dipindahkan ke Polda Metro Jaya.

"Setelah dari Polda tahun '98 saya ketemu dia di Alia Cikini. Saya kasih dia Rp 2 juta pas ketemu. Saya ngobrol-ngobrol biasa dengan Thukul, lupa lah itu sudah lama. Intinya saya ketemu dia 2 bulan setelah Juli '98. Dia baik-baik saja ketemu saya," jelas Andi.

Tapi klaim pertemuan itu dibantah adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo. Wahyu menantang Andi Arief yang mengaku tahu kebaradaan Thukul untuk datang memberi keterangan ke Komnas HAM. "Dia ini kan orang yang sekarang menikmati kekuasaan, dan saat ini kekuasaannya sedang goyah. Jadi saya kira kualitasnya sampah, seperti Kivlain Zein. Bersaksilah di Komnas HAM menyatakan itu," kata Wahyu kepada PortalKBR.com, 29 Juni 2014. (skj) (Advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini