Jakarta - Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menegaskan sikapnya untuk mendukung penuh pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sikap Zaini ini berbeda dengan Muzakir Manaf, Wakil Gubernur Aceh yang juga Ketua Umum Partai Aceh (PA), yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Dikutip dari Serambi Indonesia, Rabu, 2 Juli 2014, ada sejumlah alasan mendasar yang membuat Zaini Abdullah memilih mendukung pasangan Jokowi-JK. Pertama, di mata Zaini, Jusuf Kalla merupakan arsitek sekaligus figur yang paling berjasa dalam terwujudnya perdamaian di Aceh tahun 2005, melalui Perjanjian Helsinki.
Kedua, hanya Jusuf Kalla-lah yang dapat diharapkan dan dipercaya rakyat Aceh untuk bisa mempercepat realisasi dari butir-butir MoU Helsinki maupun turunan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang tinggal sedikit lagi belum terealisasi pada masa kepemimpinan SBY-Boediono.
Sementara sosok Jokowi yang sederhana dan merakyat, dinilai Zaini sesuai dengan budaya rakyat Aceh. Pernah pula bekerja di Aceh, Jokowi juga dianggap lebih mengerti Aceh. “Kita harapkan masyarakat Aceh tahu memposisikan diri dalam menentukan pilihannya pada pilpres kali ini,” kata Zaini.
Anggota Tuha Peuet Partai Aceh (PA) ini menambahkan, meskipun Muzakir Manaf menyatakan secara pribadi mendukung Prabowo-Hatta sebagai calon presiden, tapi secara kepartaian, Muzakir dia harapkan tidak membuat klaim.
Di mata Zaini, PA merupakan sebuah partai besar yang memiliki banyak pendukung di Aceh. Personel pengurusnya juga banyak. Oleh karenanya, dalam membuat sebuah komitmen atau pemihakan politik terhadap kandidat presiden/wakil presiden, tidak seharusnya dilakukan di luar mekanisme kepartaian.
“Dalam sebuah partai besar, pernyataan dukungan tidak boleh dilakukan hanya oleh satu orang saja, sekalipun ia elite partai. Keputusan politik sepenting dan sestrategis itu harusnya diambil melalui musyawarah bersama sebagaimana diatur dalam AD/ART partai,” kata Zaini. (skj) (Advertorial)