TRIBUNNEWS.COM - Keluarga almarhumah Ninik Yuriani (56) setelah menerima kabar kejadian jatuhnya pesawat Boeing 777-200 dengan nomor penerbangan MH17 milik Maskapai Penerbangan Malaysia Airlines langsung berkumpul di kediaman kakak tertuanya Yuriah Tanzil (65).
Rumah Yuriah yang berada di Jalan Taman Rawa Pening Nomor 23 tampak tidak pernah sepi dari tamu yang mengucapkan belasungkawa atas musibah yang menimpa adiknya tersebut. Ninik merupakan orang Wonosobo, Jawa Tengah yang merantau dan bekerja di Belanda. Saudaranya kebetulan banyak tinggal di Jakarta. Hanya satu saudara kandungnya beserta ibundanya bernama Daimo (86) saja yang berada di Wonosobo.
Dipilihnya tempat Yuriah sebagai rumah duka dikarenakan Yuriah merupakan saudara kandung Ninik yang tertua setelah kakak pertamanya meninggal dunia delapan tahun silam. Selain itu, pertimbangan lainnya untuk menyembunyikan meninggalnya Ninik dari ibundanya yang kini sudah sepuh.
Yuriah mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga bersepakat untuk menyembunyikan informasi kecelakaan yang merenggut adiknya tersebut kepada orangtuanya. Pengalaman delapan tahun silam saat kakak kandung Yuriah meninggal, sang ibu begitu terpukul. Saat itu, Daimo berkali-kali pingsan terus menerima kenyataan tersebut.
"Apalagi ini kecelakaan seperti itu, kalau dikasih tahu pasti langsung shok mengingat usianya yang sudah sepuh," ungkap Yuriah.
Keluarga bersepakat untuk memberitahu ibunya pelan-pelan jangan sampai menerima informasi yang mengejutkan. Lanjut dia, bila menerima berita yang mengejutkan dikhawatirkan kesehatannya terganggu karena sudah tua sehingga menjadi rentan. Lebih baik menyembunyikan kebenaran saat ini supaya ibundanya bisa hidup bahagia di sisa hidupnya. "Kami merahasiakannya untuk kebaikan," ucapnya. (Adi Suhendi)