TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Museum Kepresidenan atau Balai Kirti yang terletak di Kompleks Istana Bogor akan segera selesai pada akhir Agustus mendatang. Museum itu memamerkan sejarah tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden Indonesia, mulai dari Presiden Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Lantas, bagaimana dengan presiden ketujuh RI? Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo sebagai Presiden RI 2014-2019 sesuai hasil Pilpres 2014.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan ruang khusus untuk Presiden ketujuh RI.
"Ini sudah ada enam ruang pameran khusus enam presiden kita. Untuk presiden ketujuh juga sedang dipersiapkan. Nanti akan dipakai kalau masa jabatannya sudah selesai," kata Kacung di sela-sela peninjauan Balai Kirti bersama Mendikbud Mohammad Nuh, di Bogor, Minggu (3/8/2014) sore.
Pada kesempatan yang sama, Timmy Setiawan selaku konsultan pembangunan museum ini menjelaskan, ruang yang sementara dipersiapkan untuk presiden selanjutnya adalah ruang interaktif. Konsultan dari PT Uni Tri Cipta itu mengatakan, ruangan tersebut berukuran 8 x 11 meter, dan akan berisi fasilitas permainan mengenai sejarah presiden-presiden Indonesia.
Di ruang tersebut juga akan disediakan latar belakang bergambar Istana dan podium presiden, layaknya konferensi pers di Istana Negara. Nantinya, pengunjung dapat berfoto di sana dan bergaya bak seorang presiden.
"Ruangan untuk presiden yang selanjutnya itu sementara dipakai untuk ruang interaktif terlebih dahulu. Ada touch screen, pemutaran film pendek, dan arena permainan seputar Presiden RI," kata Timmy.
Balai Kirti ini memiliki 4 tingkat, yang terdiri dari basement, lantai 1 (lobi, ruang audiovisual, dan enam patung presiden), lantai 2 (ruang pameran enam presiden, ruang interaktif, perpustakaan, dan private room presiden), lantai lainnya ada rooftop dengan taman dan kafe untuk bersantai.
Perpustakaan di Balai Kirti juga berbeda dari perpustakaan lainnya. Di sana tersedia buku-buku bacaan yang original para presiden, yang antara lain masih terdapat coret-coretan, tanda tangan, ataupun tanda Stabilo dari sang presiden. Pengunjung hanya dapat membacanya di tempat, dan tidak dapat meminjamnya. Sebab, buku-buku itu merupakan aset negara.
"Nanti pengunjung bisa membaca, 'oh, ternyata ini buku bacaan favoritnya Pak Harto' dan masih ada coretannya. Di Istana Bogor juga ada satu rak buku, dipindahkan ke perpustakaan ini," kata Timmy.
Dalam membangun Balai Kirti ini, Kemendikbud turut menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Ditjen Cipta Karya. Pembangunan konstruksi telah dimulai sejak Agustus 2013.