News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT Kemerdekaan RI

Kisah Arsilan, Tukang Kebun Presiden Soekarno yang Kini Tinggal di Gubuk

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arsilan, mantan tukang kebun di Kediaman Presiden Sukarno, yang sempat menyaksikan detik-detik proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Ia masih ingat betul, pada 17 Agustus 69 tahun lalu jatuh pada hari Jumat. Pada pagi hari saat ia hendak bekerja membersihkan rumput, ia dapati kediaman Bung Karno banyak didatangi tokoh-tokoh perjuangan, termasuk sejumlah pemimpin laskar. Keramaian tersebut kata dia memicu warga sekitar kediaman Bung Karno untuk ikut berkumpul di depan kediaman proklamator kemerdekaan RI tersebut.

Kata dia bung Karno menjelang pukul 10.00 WIB keluar dari kediamannya menuju bagian depan rumah, di mana sejumlah tokoh kemerdekaan sudah menunggu. Di antara orang-orang yang datang kata dia ada sebagiannya adalah tentara asing, dan tentara Jepang yang tengah mengalami kekalahan hebat.

Bapak empat anak itu mengatakan bahwa acara tersebut dimulai dengan pengerekan Sang Saka Merah Putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut ia ingat adalah bendera yang dijahit oleh istri Bung Karno, Fatmawati di teras rumah tersebut. Sementara tiang yang digunakan adalah bambu yang sehari sebelumnya di beli oleh salah seorang pegawai rumah di kawasan Manggarai.

"Yang masang tiang saya juga ikut. Itu sehari sebelumnya. Kita disuruh pasang, tapi tidak tahu untuk apa. Waktu itu sih belum ada tiang bendera besi, sudah habis sama Jepang," terangnya.

Setelah pengibaran bendera, Bung Karno pun membacakan naskah proklamasi, menegaskan bahwa Indonesia telah merdeka sebagai sebuah negara. Namun saat pembacaan berlangsung, warga umumnya tidak berani meluapkan kegembiraannya, melainkan hanya diam mendengarkan secara seksama. Di ujung pembacaan teks Proklamasi, seluruh yang hadir pun serentak berteriak "Merdeka"

Di Bawah Ketakutan dan Dicurigai

Menurutnya saat itu rakyat Indonesia hidup dibawah ketakutan, dan masing-masing dicurigai sebagai mata-mata pejuang mau pun mata-mata penjajah. Oleh karena itu tidak banyak yang berani mengungkapkan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan, namun Bung Karno pascapembacaan teks Proklamasi mampu membuat rakyat melupakan ketakutan tersebut.

Di antara orang yang datang saat itu menurutnya banyak juga yang menitikan air mata, terutama para laskar-laskar yang ikut berperang melawan penjajah. Ia menduga mereka yang menitikan air mata adalah mereka yang terkenang betapa sulitnya meraih kemerdekaan, dan hari itu Bung Karno pun membacakan naskah proklamasi yang dipercayai banyak orang saat itu sebagai penanda berakhirnya penderitaan.

"Walau pun sebetulnya masih belum. Waktu itu kan Inggris datang, kita masih perang juga," kata Arsilan.

Usai pembacaan naskah teks proklamasi ia tidak begitu ingat apakah Bung Karno sempat menyampaikan pidatonya, yang ia ingat Sang Saka Merah Putih kemudian diturunkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Setelahnya Bung Karno pun kembali ke kediamannya, dan warga satu persatu membubarkan diri.

Menurut dokumen yang ada diketahui pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan setelah pembacaan teks Proklamasi. Ia berkilah yang ia ingat pengibaran dilakukan sebelum pembacaan, dan pengetahuan tersebut ia ketahui dari pengalamannya dan bukan dari membaca buku. Ia mengaku sebagai seseorang yang buta huruf.

Kediaman Bung Karno itu kini sudah digusur, dan di atasnya didirikan Tugu Proklamasi. Jalan Pegangsaan Timur pun diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, untuk memperingati tonggak awalnya berdiri Republik Indonesia.

Namun menurutnya pembacaan teks Proklamasi tersebut lokasinya bukan berada di lokasi yang kini berdiri patung dua Proklamator, yakni Bung Karno dan Muhamad Hatta atau Bung Hatta. Tempat berdirinya monumen itu kata Arsilan sebelumnya adalah kediaman Bung Karno, sedangkan lokasi pembacaan teks Proklamasi adalah di bagian depan rumah, yakni di lokasi yang sekarang berdiri tiang tinggi dengan logo yang menyerupai logo petir di bagian atasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini