News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Polisi RI di Malaysia

Sisi Lain 'Polisi Wani Piro' AKBP Endri yang Ditangkap di Malaysia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AKBP Idha Endri Prastiono umrah Ramadan bersama istri.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Andi Asmadi

TRIBUNNEWS.COM - AKBP Idha Endri Prastiono, perwira menengah Polda Kalbar yang ditangkap di Kuching, Malaysia, dengan sangkaan terlibat dalam kasus narkoba, punya sisi kehidupan lain.

Setidaknya, itu tergambar dari blog pribadinya, yang hingga Senin (1/9), masih bisa diakses.

Dalam blog tersebut, Endri --yang berdasarkan catatan Mabes Polri punya kisah kelam, di antaranya kasus perselingkuhan dan penghilangan barang bukti narkoba-- bercerita tentang nilai-nilai relijius. Ia juga mengungkap beberapa kasus narkoba yang pernah ia tangani, dan menjelaskan bahaya narkoba.

Endri, bersama anggota Polsek Entikong, MP Harahap, ditangkap pada Sabtu pekan lalu di Bandara Kuching. Ia diketahui berangkat ke Negara Bagian Sarawak itu tanpa izin dari atasannya. Kini Endri dan Harahap ditahan oleh polisi Malaysia dan akan menjalani pemeriksaan selama 14 hari, sebelum diputuskan apakah ia bersalah atau tidak.

Endri dimutasi ke Polda Kalbar sejak 19 Februari 2013. Di Bumi Khatulistiwa ini, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut menjabat sebagai Kasubdit III Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Barat, sejak 7 Juni 2013. Belakangan, ia dinyatakan nonjob.

Dalam blog pribadinya, Endri antara lain menceritakan soal maraknya peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polda Kalbar. Masyarakat di sana, paparnya, mendapat pasokan dari dua sumber, yaitu dari Malaysia dan Jakarta.

Kondisi itu ditambah dengan longgarnya pengawasan terhadap para narapidana yang saat ini sudah menjalani masa hukumannya di lapas-lapas seluruh wilayah Kalbar.

Menurut Endri, alasan lain maraknya peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polda Kalbar dan menjadi pasar yang begitu empuk bagi sindikat narkoba adalah (1) Petugasnya mudah disuap, (2) Pintu masuk Indonesia mudah diterobos, (3) Pemberantasannya tidak tersistematis.
Selain itu, (4) Panjangnya perbatasan jalur darat yang tidak terawasi, (5) Banyaknya pelabuhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan, dan (6) Bandara Supadio langsung membuka trayek penerbangan internasional.

Pada tulisan lain di blog itu, Endri memaparkan bahaya penyalahgunaan narkoba, prosedur pemusnahan barang bukti narkoba, hingga tulisan mengenai kejahatan narkoba dan pencucian uang.

Tak lupa, Endri merilis jaringan narkoba Malaysia (Kuching) yang berhasil ia ungkap, lengkap dengan foto para tersangkanya.

"Untuk yang kesekian kalinya saya torehkan lagi prestasi pengungkapan narkoba di wilayah hukum Polda kalbar. Tgl 16 Nov, 4 orang WN Malaysia berikut 500 gram sabu kami tangkap di border Jagoi Babang Bengkayang," tulisnya.

Endri juga mengisahkan bagaimana dalam operasi di Kota Pontianak, petugas yang melakukan operasi penangkapan tersnagka kasus sabu-sabu, malah mendapatkan kasus cyber crime.

"Dengan ketekunan anggota Dit Narkoba Polda Kalbar membuntuti TO bandar narkoba jaringan Kampung Beting selama 2 minggu, akhirnya tertangkap bandar dan pemakainya sekaligus mengungkap 'diduga' jaringan penipuan internasional secara online/operator telepon," tulisnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini