News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ade: Partai Golkar Tidak Boleh Terjebak pada Pilihan Pragmatis

Penulis: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Depinas SOKSI menyampaikan makalahnya dalam Diskusi Panel Nasional bertajuk Prospek dan Strategi Partai Golkar Dalam Membangun Kekuatan Baru tahun 2014-2019 di Yogyakarta. Minggu (7/9).

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Ketua Umum Depinas SOKSI Ade Komarudin mengatakan keputusan Partai Golkar berada diluar pemerintahan bersama koalisi Merah Putih memiliki potensi yang cukup besar.

"Keputusan itu harus dikelola dengan baik karena merupakan tangga kemenangan bagi Partai Golkar pada pemilu yang akan datang," kata Ade Komarudin dalam Diskusi Panel Nasional bertajuk Prospek dan Strategi Partai Golkar Dalam Membangun Kekuatan Baru tahun 2014-2019 di Yogyakarta. Minggu (7/9).

Dalam rilisnya, Ade Komarudin mengatakan siapapun tokohnya yang dapat menjamin konsistensi Partai Golkar untuk tetap berada dalam koalisi Merah-Putih, memiliki cara pandang yang visioner, berkomitmen untuk menerapkan merit system, memiliki rekam jejak yang terpuji, berprestasi, telah terbukti dedikasi dan loyalitasnya kepada partai, itulah calon ketua umum Partai Golkar berikutnya yang pantas dipilih.

Bertindak sebagai Keynote Speaker sekaligus membuka acara, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Dr. Ir Akbar Tandjung. Hadir sebagai pembicara juga yakni Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham, Ketua Umum PPK Kosgoro HR Agung Laksono, Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, MS Hidayat, dan Nurdin Halid. Acara ini ditutup malam harinya oleh Ketua Umum Partai Golkar Ir. Aburizal Bakrie.

Ade mengatakan Partai Golkar yang saat ini berada dalam koalisi Merah Putih dan telah menyatakan diri menjadi kekuatan penyeimbang adalah konsekuensi logis dari sebuah kompetisi politik. ‎

Dengan demikian, melalui koalisi Merah-Putih yang menguasai kursi terbanyak di parlemen, Partai Golkar harus mampu menjalankan fungsi-fungsinya sebagai partai politik dengan baik.

"Meskipun diluar pemerintahan, namun kekuatan koalisi Merah-Putih adalah mayoritas di parlemen sehingga akan menentukan setiap pengambilan kebijakan. Oleh karena itu, Partai Golkar harus jeli melihat dinamika tersebut," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini.

Dijelaskannya bahwa sejak pemilu digelar di era reformasi, Partai Golkar belum pernah meraih jabatan Presiden tetapi selalu menjadi bagian dari pemerintahan.

"Hal ini menyebabkan kinerja politik Partai Golkar tidak maksimal. Bahkan selalu mendapatkan dampak negatif terutama ketika masyarakat menilai kinerja pemerintah tidak berhasil," katanya.

Sementara, manakala kinerja pemerintah dinilai berhasil, justru yang mendapat keuntungan adalah partai yang kadernya menjadi Presiden. Hal ini karena masyarakat menilai keberhasilan kinerja pemerintah identik dengan kesuksesan kinerja Presiden dan partainya.

"Dalam konteks ini kita melihat bahwa Partai Golkar tidak memainkan peran utama melainkan hanya sebagai pelengkap saja. Akibatnya, perolehan suara atau kursi DPR cenderung turun. Realitas ini sudah semestinya kita renungkan kembali," katanya.

Menurut Ade Komarudin untuk kepentingan jangka panjang yang akan menentukan masa depan partai, maka Partai Golkar tidak boleh terjebak pada pilihan-pilihan pragmatis yang hanya menguntungkan sesaat tetapi masa depan partai menjadi suram.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini