Petinggi PT Lambok Ulina juga mengaku tidak tahu kalau nama perusahaannya ikut tender pengadaan mobil di Setneg. "Kami tidak pernah ikut daftar di situ (setneg)," kata Direktur Bidang Konstruksi Bangunan Fisik, Natalis, ketika dimintai konfirmasi, Rabu.
"Jadi bingung saya. Saya tidak tahu masalah pengadaan mobil," imbuhnya. Natalis menduga ada pihak yang mensabotase nama PT Lambok Ulina.
Sedangkan Dependence Head PT Indomobil Trada Nasional (Nissan), Muhammad Thomas Mintorogo mengakui, perusahaannya pernah tertarik untuk ikut tender pengadaan mobil para menteri.
Untuk itu, Indomobil kemudian mendaftar secara online. Namun, menurut Thomas, perusahaannya memilih mundur karena batas waktu pendaftaran sudah mepet.
"Kami tidak ikut karena ada keterbatasan waktu, makanya kami putuskan tidak ikut," kata Thomas di kantornya, kemarin. "Kalau untuk dokumen, kami tidak ada masalah. Cuma, dari segi waktu, sudah tidak memungkinkan," katanya.
Pengamat anggaran Uchok Sky Khadafi menilai, pengadaan mobil menteri yang dilakukan Setneg tidak dilakukan lewat mekanisme pelelangan melainkan lewat penunjukan langsung. Proses lelang yang diumumkan di situs Setneg, pada dasarnya tidak pernah ada. "Itu bukan lelang, tapi penunjukan langsung," katanya, kemarin.
Uchok meminta Jokowi untuk mengutamakan kesederhanaan serta membatalkan pembelian sedan Mercy untuk para menteri. "Tolong ajari para menteri, mantan presiden dan mantan wakil presiden untuk hidup sederhana," katanya. (Tribunnews/rah/rek/sen/and)