Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penghuni Rusun Perumnas Klender, Jakarta Timur, tak khawatir harga elpiji 12 kilogram naik. Selama ini mereka sudah berlangganan jaringan gas bumi untuk rumah tangga.
"Kenaikan harga elpiji tidak berpengaruh bagi kami di sini. Kami memasak menggunakan jaringan gas bumi," kata Kornelius (56), salah satu warga rusun kepada wartawan, Jumat (12/9/2014).
Rusun yang berdiri sejak 1980 ini telah menggunakan jaringan gas bumi yang dipasang PGN. Menurut mereka, harga gas jaringan pipa untuk rumah tangga jauh lebih murah dibanding memakai tabung elpiji.
Sejak tinggal di rusun pada 2010, Kornelius mengaku seluruh penghuni menggunakan jaringan gas PGN. Dirinya hanya mengeluarkan uang antara Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per bulan.
"Sangat menguntungkan bagi kami di saat warga lain mengeluhkan kenaikan gas elpiji. Penghuni di sini hanya membayar Rp 50 ribu per bulan untuk penggunaan gas," imbuhnya.
Penggunaan jaringan gas bumi rumah tangga sangat mudah. Cukup memasang selang yang tersambung dari pipa ke kompor gas. Tuas di pipa berfungsi mengalirkan dan menghentikan pasokan gas bumi.
"Tidak ada perawatan khusus, kalau pipanya bocor tinggal ganti saja," ujarnya.
Terhitung 1 Januari 2014, harga gas elpiji 12 kilogram naik sekitar 30-40 persen. Di tingkat agen, harga elpiji di kisaran Rp 124 ribu sampai Rp 130 ribu. Harga bisa Rp 145 ribu di sub-agen dan pengecer.