Laporan wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto, menjelaskan pentingnya pemanfaatan teknologi nuklir sebelum dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEE).
Tahun 2015 Indonesia akan menghadapi tantangan global dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Masuknya negara-negara tetangga ke Indonesia harus dipersiapkan dengan mengembangkan teknologi nuklir dengan cara investasi iradiasi oleh pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Iradiasi dapat diterapkan dalam berbagai bidang meliputi kedokteran, kimia, industri, dan pertanian.
"Kita harus mandiri dalam segala hal dan itu sudah diungkapkan oleh Bung Karno karena beliau sangat suka dengan teknologi,"ujar Djarot saat diskusi bertajuk "Mengenal Lebih Dekat Iptek Nuklir" di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/9/2014) siang.
Menurutnya pemanfaatan tekonologi nuklir di Indonesia tidak perlu dikhawatirkan asalkan dipergunakan bagi rakyat Indonesia.
Perkembangan atom ia contohkan pada awalnya tidak bisa dipisah namun dengan perkembangan teknologi atom bisa mengalami pemisahan.
"Semoga yang mengaku anak-anak ideologis Bung Karno ini bisa memahami arti dari pemanfaatan atomik energi,"kata Djarot.
Pemanfaatan teknologi nuklir ini tentunya diharapkan mampu mengatasi krisis listrik yang telah mulai melanda daerah-daerah di luar Jawa.
Menurut Djarot, saat ini di daerah-daerah permasalahan listrik sering mendapatkan masalah dengan pemadaman secara bergilir.
"Listrik sering mati di daerah dan kita coba menawarkan kepada pemerintah dan stake holder untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mini.
Biarkan pemerintah daerah dan masyarakat yang menyatakan jika membutuhkan listrik," jelas Djarot.