Tribunnews.com, BEKASI - Yunailah, seorang jamaah calon haji (calhaj) asal Pandeglang, Banten yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 49, gagal berangkat lantaran kedapatan usia kehamilannya mencapai empat minggu.
Agar bisa lolos dari pemeriksaan petugas kesehatan, calhaj berusia 40 tahun itu, berupaya mengelabui petugas dengan membawa sampel urine milik kakaknya.
Pemalsuan sampel urine itu terkuak saat petugas kesehatan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi curiga terhadap data kesehatan Yunailah.
Petugas kesehatan yang merasa curiga itu kemudian memeriksa tas Yunailah dan ditemukanlah sampel urine di tas itu yang dibungkus dengan toples kecil.
Setelah dilakukan pemeriksaan intensif oleh petugas, Yunailah pun mengaku sengaja membawa sampel urine milik kakaknya agar bisa lolos dari pemeriksaan tim kesehatan PPIH di Indonesia dan Arab Saudi.
"Ini kasus yang pertama kali di Indonesia, ada calhaj yang memalsukan sampel urine tertangkap," ungkap Kepala Bidang Kesehatan, PPIH Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi, Dokter Ananto Prasetyo Hadi, Rabu (17/9).
Atas temuan petugas itu, Yunailah pun hanya bisa duduk tertunduk malu di halaman Poliklinik PPIH Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi. Demi kesehatan janin dan ibunya, petugas kesehatan membatalkan keberangkatan Yunailah ke tanah suci.
Dokter Ananto menambahkan bahwa selain Yunailah, hingga kini tercatat sudah ada tujuh calhaj asal Provinsi Jawa Barat dan Banten yang gagal diberangkatkan karena faktor usia kehamilan.