News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muhammad Erfas Maulana Minta Maaf atas Heboh Soal Matematika SD

Penulis: Yudie Thirzano
Editor: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustras) Soal matematika anak SD menjadi polemik antara proses dan hasil perkalian

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Erfas Maulana empat kali mengedit pernyataan maaf yang dia 'posting' di akun facebook miliknya, Senin (22/9/2014). Naskah terakhir tampak lebih panjang dibanding tiga naskah sebelumnya. Dari status facebook milik Erfas inilah kontroversi soal matematika perkalian untuk anak SD bermula.

Pada akun facebook Muhammad Erfas Maulana, tampak pernyataan yang sudah tertera keterangan 'edited' itu tertulis penjelasan dan penyesalan tentang polemik yang kini menjadi perdebatan para ahli. Erfas menulis, dia sudah mengonfirmasi kepada guru dan meminta maaf.

"sekali lagi saya mohon, jangan ada yang menyalahkan guru karena guru sudah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. sang guru juga tidak menyalahkan pendapat saya," tulis pemilik akun yang mengaku sebagai mahasiswa Teknis Mesin Universitas Diponegoro itu. (Baca: PR Matematika Anak SD Bikin Heboh di Facebook dan Twitter)

Hingga Selasa (23/9/2014) malam, sudah 27 komentar meramaikan postingan permintaan maaf ini. Tak hanya itu 327 akun ikut menyebarkan dengan menekan tombol share dan 186 pengguna facebook menekan tombol like.

Berikut ini pernyataan lengkap Muhammad Erfas Maulana :

mohon maaf, saya sudah menghebohkan media sosial beberapa hari terakhir ini.

baru saja saya mengkonfirmasikan ini kepada guru. saya juga sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada beliau.

sekali lagi saya mohon, jangan ada yang menyalahkan guru karena guru sudah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. sang guru juga tidak menyalahkan pendapat saya.

sesuai kurikulum 2013 yang membebaskan murid menyelesaikan suatu persoalan sesuai kemampuan nalar masing-masing, saran saya adalah untuk memperbaiki buku dengan tidak hanya terfokus dengan satu cara penyelesaian, namun memberikan banyak cara penyelesaian. disitu murid akan memilih cara sesuai pemahaman termudah masing-masing murid.

itu saran saya saja sih, kalo ada yang kurang berkenan dengan saran saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

berbicara mengenai kurikulum 2013, menurut saya kurikulum tersebut sangat baik. siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui pengetahuan, namun juga diajari berketrampilan sehingga siswa diharapkan lebih kreatif dan bersikap agar dapat mempunyai moral yang baik saat hidup bermasyarakat. jadi ada 3 aspek penilaian disini, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
dengan kurikulum ini, saya melihat bahwa anak-anak lebih senang untuk pergi ke sekolah. mereka menjadi bersemangat karena di sekolah diajari untuk membuat berbagai kerajinan tangan atau membuat sesuatu yang menarik bagi mereka.

mungkin banyak orang tua yang bingung mengenai kurikulum 2013 karena mata pelajaran di kurikulum ini dicampur. misal matematika, ipa, ips, bahasa indonesia, ppkn, dll dilebur menjadi tematik.

menurut saya hal ini dikarenakan orang tua dari dulu sudah terbiasa menggunakan kurikulum yang mata pelajarannya dipisah, matematika sendiri, bahasa indonesia sendiri, ipa sendiri, dll. coba dari dulu pendidikan di indonesia menggunakan kurikulum dimana mata pelajarannya dicampur seperti kurikulum 2013, saya rasa orang tua pun tidak akan bingung mengajari anaknya sekarang.

misal, dari dulu kita terbiasa menulisakan resep obat 3 x 1, dibaca tiga kali sehari, satu butir. bayangkan bila dari dulu resep penulisan obat adalah 1 x 3, dibaca satu butir, tiga kali sehari. semuanya 1 + 1 + 1 . kembali lagi ini semua adalah tentang kebiasaan.saya rasa, murid yang mendapatkan kurikulum sejak kelas 1 SD tidak akan kebingungan dalam belajar.
berbeda lagi bila dari kelas 1 - 3 SD mendapat kurikulum lama yang mata pelajarannya dipisah, namun tiba-tiba saat naik ke kelas 4 SD mereka mendapat kurikulum 2013 dimana mata pelajaran dicampur. disini saya rasa akan terdapat kebingungan pada murid, mereka harus menyesuakan lagi.

itulah pandangan saya tentang kurikulum 2013, mohon maaf bila ada pihak-pihak yang kurang berkenan.

saya sangat menyesal atas semua yang sudah terjadi, saya tidak ingin memperpanjang semua ini.

mungkin ini dapat menjadi pelajaran bagi saya pribadi dan kita semua
terima kasih.

Diberitakan sebelumnya, persoalan dimulai dari posting Muhammad Erfas Maulana, yang membantu adiknya mengerjakan tugas matematika memertanyakan alasan guru menyalahkan jawaban sebuah soal. Dalam soal tugas itu, guru meminta adik Erfas untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian. (tribunnews)

Baca:
Heboh PR Matematika, Harusnya Diklarifikasi ke Guru
- Penjelasan Sederhana 6 x 4 atau 4 x 6 dari Yohanes Surya
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini