TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim investigasi gabungan TNI-Polri seharusnya menyelesaikan tugas mencari fakta peristiwa tertembaknya empat anggota TNI di Batam, Kepulauan Riau Kamis (25/9/2014).
Tapi rupanya waktu tersebut bakal molor dikarenakan belum bisa mengambil kesimpulan terhadap peristiwa pengungkapan Bahan Bakar Minyak (BBM) ilegal tersebut.
"Tanggal 25 September 2014 ini target waktu untuk tim investigasi. Tetapi bila masih diperlukan maka akan ada penambahan waktu," ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2014).
Penambahan waktu untuk kepentingan pencarian fakta-fakta yang diperlukan tim investigasi tersebut tidak bisa ditentutakan kapan selesainya.
"Kalau mereka sudah menganggap cukup baru dinyatakan selesai, tetapi kalau masih ada yang kurang maka percepatan akan dilakukan. Hasilnya ini sangat diperlukan secepatnya," ungkap Ronny.
Dalam tim investigasi ini, Polri menurunkan tim dari Inspektorat Pengawasan Umum serta dari Divisi Propam Mabes Polri yang dipimpin Kepala Biro Pengamanan Internal Polri Brigjen Pol Fahrizal.
"Kalau dari inspektorat hanya lima orang berpangkat Komisaris Besar dan perwira tinggi dibantu dari Puslabfor dan Direktorat Tindak Pidana Tertentu berpangkat AKBP," ujarnya.
Hasil dari tim investigasi gabungan TNI-Polri tersebut nanti akan dibawa ke forum rapat untuk membahas berbagai temuan dilapangan. Kemudian diambilah sebuah kesimpulan atas peritiwa tertembaknya empat anggota TNI tersebut.
"Nanti direkomendasikan. Rekomendasinya akan sama baik untuk TNI maupun Polri. Bila ada anggota TNI yang salah akan diproses begitu juga dengan anggota Polri serta untuk kedepan solusinya apa," ungkap dia.