Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Mochammad Iriawan bisa meraih gelar doktornya tepat waktu di Universitas Trisakti, Jakarta.
Padahal selama menjadi mahasiswa pasca-sarjana di Universitas Trisakti, ia kerap beberapa kali pindah tugas menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan kini menjadi Kapolda Jawa Barat.
Tetapi jarak tidak mengurungkan niatnya untuk menyandang gelar doktorĀ dari jalur pendidikan umum.
Meskipun berada di NTB, ia masih bisa berkomunikasi melalui email dan sebagainya untuk menyelasaikan sekolahnya di Trisakti.
"Sudah tiga tahun saya kuliah ini, sejak saya menjadi Direktur Pembinaan Masyarakat (Mabes Polri) kemudian saya ke NTB, lalu saya dipindahkan ke Jawa Barat," ungkap Mochammad Iriawan sesat setelah menjalani sidang terbuka promosi doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Sabtu (27/9/2014).
Semasa bertugas di Mabes Polri sebagai Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Baharkam Polri, ia biasanya datang ke kampus di akhir pekan. Tapi setelah menjadi Kapolda NTB, dirinya menggunakan koresponden melalui email. Saat menjadi Kapolda Jawa Barat, dirinya mengundang dosen ke Jawa Barat untuk mendalami materi.
Meskipun dirinya sibuk menjadi Kapolda, tetapi dirinya tidak merasa terbebani. Ia menganggap mengerjakan desertasi untuk mengetik serta mengumpulkan data tidak terlalu menyita waktunya. Ia bisa melakukannya disela-sela pekerjaannya seperti saat melakukan kunjungan kerja.
"Lalu saya teruskan karena Jawa Barat lebih dekat ke Jakarta sehingga saya bisa terus memperdalam untuk menyelesaikan desertasi saya terkait fedofilia," ungkapnya.
Awalnya, ia akan mengangkat tentang tema konflik sosial untuk desertasinya saat dirinya berada di NTB. Namun tema tersebut dianggap sudah ada yang pernah mengangkatnya. Padahal bahan-bahan untuk tema konflik sosial sudah disiapkan Iriawan.
Sampai akhirnya ia dipindahtugaskan menjadi Kapolda Jawa Barat. Kebetulan saat dirinya baru menjabat meledak kasus pedofilia yang terjadi di Kota Sukabumi dengan pelaku bernama Emon. Kemudian tema tersebutlah yang diambil Iriawan untuk mendapatkan gelar doktornya.
"Begitu saya ke Jawa Barat ada kasus cukup menarik karena menurut keterangan rektor Trisakti baru satu desertasi mengenai masalah fedofil," ujarnya.