Tribunnews.com, Jakarta - Rapat paripurna pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya dibuka pada Selasa (7/10/2014) pukul 11.00. Namun, begitu dibuka, sejumlah anggota menyuarakan skors sidang karena ada banyak kursi kosong di deretan Dewan Perwakilan Daerah.
"Izin pimpinan, saya bingung di sebelah saya ini kosong semua. Jangan-jangan ada sesuatu ini. Makanya pimpinan, lebih baik kita skorsing sambil menunggu kawan-kawan di DPD," ucap anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Pernyataan Ruhut ini kemudian ditimpali oleh Anggota Fraksi PDI-P Aria Bima kemudian menimpali. Dia melihat ketidakhadiran DPD terjadi akibat belum bulatnya suara para legislator yang berjumlah 130 orang tersebut akan siapa calon yang akan diusung dalam pemilihan pimpinan MPR.
Namun, Aria menilai lebih baik rapat dilanjutkan dengan alternatif lain yakni menyiapkan beberapa opsi. "Jadi selesai atau tidak selesai, nanti kami ambil opsi," kata dia.
Anggota Fraksi PDI-P lainnya, Ahmad Basarah meminta rapat tidak ditunda lantaran PAN dan partai koalisi Merah Putih lainnya meminta agar rapat dilakukan tadi malam. "Sehingga tidak ada alasan yang kuat untuk menunda rapat. Namun, saya memnta agar dilakukan skorsing sejenak untuk dilakukan musyawarah mufakat," kata dia.
Saat ini, hujan inerupsi terus berlangsung. Interupsi mulai berdatanan dari Fraksi Partai Golkar dan juga Fraksi Partai Gerindra.
Berdasarkan jadwal, pada rapat paripurna MPR kali ini adalah untuk menentukan paket pimpinan MPR yang akan dipilih.