TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR, Zulkifli Hasan, mengaku sebelumnya ia tidak terpikirkan sama sekali akan diusung Koalisi Merah Putih (KMP) minus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai kandidat Ketua MPR. Ia pun baru minta untuk mengajukan diri, pada Selasa (7/10) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Kepada wartawan usai dilantik menjadi Ketua MPR di gedung MPR, Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014), Zulkifli mengatakan anjuran untuk maju disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa.
"Saya baru tahu jam sembilan malam diperintahkan oleh Ketua Umum untuk maju sebagai ketua MPR. Rasanya seperti tersambar petir karena memang tidak punya cita-cita," katanya.
Setelah melihat perkembangan politik di komplek parlemen, dan setelah melalui berbagai pertimbangan, kader PAN itu pun memutuskan untuk maju. Nama Zulkifli di usung oleh KMP, berama empat orang Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Mahyudin, Evert Ernest Mangindaan dan Oesman Sapta.
"Dicalonkan pimpinan DPR saja saya mundur. Tetapi terakhir diminta oleh pak Hatta maju sebagai Wakil Ketua MPR, sebetulnya saya tadinya juga keberatan, tapi karena tugas, itu pantang bagi kita untuk menolak," katanya.
Ia menegaskan KMP mengusung kader PAN sebagai Ketua MPR bukan lah merupakan hasil lobi, akan tetapi murni spontanitas dan pertimbangan sejumlah petinggi partai pendukung KMP.
Usulan KMP tentang paket pimpinan MPR, memenangkan suara terbanyak dengan 347 suara, mengalahkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang hanya mendapatkan 330 suara.
Hasil tersebut cukup mengagetkan, karena sebelumnya KIH yang mengklaim mendapat dukungan dari DPD dan belakangan juga didukung PPP, diatas kertas suaranya jauh di atas KMP. Namun hasil akhir menunjukan KMP mendapatkan suara terbanyak. (NURMULIA REKSO PURNOMO).