"Alhamdulillah, setelah sidang (Senin sampai Selasa dini hari), saya tidak drop. Saya sempat khawatir juga, lalu saya periksa kesehatan. Magrib sebelum sidang, saya panggil dokter dari klinik MPR. Periksa tensi darah, rupanya normal, 150/70. Alhamdulillah normal, hati saya senang," katanya.
Maimanah mengaku, ia merasa senang juga karena tidak ada anggota DPR maupun DPD yang protes hingga merangsek ke meja pimpinan sidang.
"Nggak ada yang bikin susah, nggak ada yang ribut dan berebut ke depan," katanya. Bila dibandingkan, tensi pada sidang pemilihan pimpinan DPR relatif lebih tinggi dibandingkan tensi pada sidang pemilihan ketua MPR.
Dokter juga menemukan gula darah Maimanah di atas normal. "Gula darah naik sedikit, jadi 200. Tapi tidak apa-apa karena itu habis makan. Lalu saya disuntik vitamin C. Saat itu, saya tidak sakit apa-apa, tapi untuk jaga-jaga saja," imbuhnya.
Prediksi Maimanan tidak keliru. Sidang berlangsung hingga subuh dan Maimunah mampu menyelesaikan tugasnya.
Secara keseluruhan, sepanjang Senin hingga Rabu dini hari, Maimanah telah memimpin sidang selama sekitar 20 jam. Dia memimpin sidang MPR, sidang DPD, lalu sidang MPR lagi. Maimanah mengaku, ia sama sekali tidak mengantuk selama memimpin rangkaian sidang MPR.
"Mungkin karena panggilan tugas dan tanggung jawab, jadi nggak ada ngantuk. Juga karena mengikuti acara demi acara, saya tidak ada mengantuk," ungkapnya.
Hanya saja, sesekali Maimanah menguap. "Manusiawi kalau sekadar menguap. Tapi, saya tidak ada tidur," ujarnya.
Ia pun nyaris tak melewatkan dinamika yang terjadi di ruang sidang. "Hanya pergi sebentar ke toilet lalu kembali lagi sidang," kata Maimanah.
"Saya, sejak kecil senang berorganisasi. Dengan berorganisasi, saya jadi tidak mengantuk. Saya tidak mengantuk kalau ikut rapat atau mimpin rapat. Mungkin saya tidak ngantuk karena organisasi adalah hobi saya," imbuhnya.
Sebelum memimpin sidang, Maimanah selalu berdoa.
"Yang pertama saya lakukan sebelum memimpin rapat yaitu berdoa. Malam sebelum sidang, saya salat tahajud dan berdoa, 'Ya Allah, berikanlah kemudahan kepadaku.' Mungkin (kelancaran sidang) itu-lah jawabannya," ujarnya.
Kesetjenan MPR memilih anggota termuda dan tertua untuk menjadi pemimpin sidang sementara. Anggota termuda Ade Rizki Pratama (26) yang merupakan legislator dari Fraksi Partai Gerindra.
Sedangkan anggota MPR tertua sejatinya adalah Mudaffar Sjah (79), senator dari Maluku Utara. Namun, kondisi kesehatan Mudaffar tidak memungkinkan sehingga, sesuai aturan, Maimanah yang harus menggantikannya.