TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang-orang pilihan Presiden Joko Widodo yang akan mengisi jabatan menteri di kabinetnya masih belum terang.
Rencana Presiden Indonesia ketujuh ini untuk mengumunkan jajaran kabinetnya di Terminal 3 Pelabuhan Tanjungpriok, Rabu (22/10) malam, batal.
Pembatalan ini menyisakan cerita tersendiri, pasalnya sudah tiga hari ke belakang, dermaga ini tidak beroperasi.
Seorang operator dari Pelindo II menyatakan dermaga ini memang sedang tidak ramai. Ia menjelaskan, tidak ada pensterilan dermaga jelang kehadiran Jokowi.
Pernyataan ini berbeda dengan apa yang dikatakan Priantoro, operator container crane di dermaga ini. Menurutnya, pada hari biasa terminal tiga lebih ramai dibandingkan terminal dua.
"Kenapa tidak diadakan di terminal dua saja," kata Priantoro saat diwawancarai Tribunnews.com.
Priantoro mengatakan, panggung untuk Jokowi telah didirikan di wilayah kerjanya sejak Senin (20/10) malam lalu.
Hingga berita ini diturunkan, Tribun belum mendapatkan konfirmasi perihal kerugian yang harus ditanggung Pelindo II.
Yang jelas, dalam sehari Pelabuhan Tanjungpriok yang terdiri dari lima terminal dapat menampung 42 kapal ekspedisi dalam sehari. Kecepatan bongkar muat pelabuhan ini rata-rata mencapai 24 kontainer per jam.
Semakin lama kapal bersandar di dermaga, semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan pengirim peti kemas. Sebaliknya, dengan tak beroperasinya dermaga, penghasilan yang diperoleh pelabuhan tersendat.