News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Ekslusif Jakarta

Kisah Rizal Ramli Terlempar dari Bursa Menteri

Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Larut malam, hari nyaris berganti, Kamis 21 Oktober 2004. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan kabinetnya yang dinamakan Kabinet Indonesia Bersatu pada pukul 23.40 Wib. Pengumuman ini tertunda 3  jam 40 menit dari rencana semula pukul 20.00 WIB.

Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika membacakan nama-nama menterinya di Istana Merdeka. Kisah pengunduran pengumuman menteri itu dialami juga Presiden Joko Widodo, sepuluh tahun kemudian.

Berdasarkan seorang narasumber TRIBUNnews.com, pengunduran pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin Susilo Bambang Yudhyono-Jusuf Kalla, maupun Kabinet Trisakti Jokowi - Jusuf Kalla, tidak lepas dari tarik-menarik kepentingan antara presiden dan wakil presiden.

"Baik pada penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I maupun kabinetnya Jokowi - JK, semuanya, JK punya andil. JK ingin dan terlibat menentukan bebrapa menteri strategis," ujar seorang mantan calon menteri kepada Tribun.

Kendatipun membeberkan cerita secara utuh, ia tidak berkenan disebut jati dirinya. Sumber ini menganjurkan agar Tribun menghubungi mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan mantan Menteri Koordinator Ekonomi dan Keuangan Rizal Ramli. Menurutnya, salah satu korban adalah Rizal Ramli.

Ketika Tribun mengontak Rizal Ramli, Kamis siang, ia mengaku memang salah satu yang sempat ditawarkan SBY untuk duduk sebagai menteri. "Tapi saya tidak enak ngomongnya. Ke staf saya saja," kata Rizal Ramli sembari memberi nomor telepon Abdul Roachim, stafnya.

Seterusnya, Abdul Roachim bercerita panjang lebar mengenai kisah dramatis seputar tergusurnya Rizal Ramli dari Kabinet Indonesia Bersatu, pada menit-menit terkahir menjelang pengumuman.

Menurutnya, campur tangan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menentukan calon menteri pada Kabinet Indonesia JIlid I tahun 2004 sangat kental terasa. Saat itu, kata Abdul Roachim, Rizal sudah dipilih dan ditempatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.

Namun beberapa saat sebelum pengumuman menteri 21 Oktober 2004, Jusuf Kalla menganulir keputusan SBY.

"Saya mendengar cerita Pak Rizal Ramli, memang tahun 2004, saat penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I intervensi Pak Jusuf Kalla sangat kuat. Saat itu Pak Rizal Ramli sudah ditunjuk Pak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, itu tertulis lho, bukan lisan," ," kata Abdul Rochim dalam perbincangan melalui telepon, Kamis (23/10) siang.

"Tapi satu jam sampai 45 menit terakhir sebelum pengumuman menteri, nama Pak Rizal Ramli ditorpedo Jusuf Kalla, digantikan dengan Aburizal Bakrie," ujarnya.

Alasan yang disodorkan JK kepada SBY untuk menerima Ical, sapaan Aburizal Bakrie, sebagai Menko Perekonomian karena Ical selaku pengusaha nasional telah menyokong secara politik dan banyak mengeluarkan materi membantu biaya kampanye SBY-JK.

Abdul Roachim pun menyebut satu angka yang sangat besar.

"Itulah yang mengakibatkan tertundanya pengumuman menteri saat itu. Tadinya kan akan diumumkans sekitar jam tujuh tiga puluh malam. Tapi karena Pak Jusuf Kalla menolak Pak Rizal Ramli sehingga harus digantikan oleh Aburizal Bakrie,  maka terjadi pengunduran waktu menjadi lebih jam setengah sebelas malam," kata Abdul Roachim.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini